Waspada Teroris

Terungkap! Seperti Ini Sosok Pria Yang Diamankan Densus 88 di Ngabang Dimata Kerabat

Menurut kerabatnya ini pula, KT memang sudah sejak lama diingatkan keluarga dan kerabat, namun tak pernah digubris oleh KT.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Suasana tim Densus 88 Anti Teror yang diback up personel Polda Kalbar dan Polres Landak, saat mengamankan dua pria di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak, Sabtu (9/12/2017) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK -  Dua warga diamankan personel Densus 88 Anti Teror yang diback up personel Polda Kalbar dan Polres Landak, di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak, Sabtu (9/12/2017) malam.

Dari informasi yang dihimpun tribunpontianak.co.id, dua pria yang merupakan ayah dan anak tersebut, diamankan atas dugaan keterlibatan dengan tindak pidana terorisme.

KT (45) merupakan ayah dari JS (15), keduanya dijemput Densus 88 Anti Teror di kediamannya di Ngabang pada Sabtu (9/12/2017) sekitar pukul 20.30 WIB.

(Baca: Ini Isi Postingan Akun Facebook Terduga Teroris Landak, Pengakuannya Mengejutkan! )

Tribunpontianak.co.id berupaya mengkonfirmasi kepada kerabatnya.

Satu di antara kerabatnya yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, ia sudah mengetahui KT diamankan Densus 88, namun ia tak mengetahui jika anak laki-laki KT juga ikut dibawa Densus.

"Sudah tahu dibawa polisi, cuma saya tidak tahu siapa saja yang dibawa polisi," ungkapnya, Minggu (10/12/2017) dini hari.

(Baca: Mengejutkan! 2 Warga Diduga Teroris Yang Diamankan Densus 88, Ternyata Ayah Dan Anak Dibawah Umur! )

Dari penelusuran tribunpontianak.co.id pada akun media sosial Facebook milik KT, pria tersebut memang kerap memposting konten bermaterikan tentang Daulah Islamiyah (IS).

Hal ini pun dibenarkan kerabatnya tersebut, namun ia tak begitu memahami apa saja materi yang diposting KT di Facebook, lantaran ia tak berteman Facebook dengan KT.

(Baca: Penangkapan Terduga Teroris Oleh Densus 88 di Landak, Begini Kesaksian Ketua RT Setempat )

"Informasi yang saya dapat, dia memang kerap memposting itu, tapi saya tidak berteman Facebook dengannya, jadi ndak tahu juga apa yang diposting," jelasnya.

Menurut kerabatnya ini pula, KT memang sudah sejak lama diingatkan keluarga dan kerabat, namun tak pernah digubris oleh KT.

"Dia memang sudah lama begitu, sudah pernah juga dipanggil ke Kodim Mempawah. Dia itu sering diingatkan, kami sering mengingatkan dia. Kalau kegiatan yang aneh-aneh sih ndak, cuma mungkin ideologinya saja, dan dia memang pernah bilang kepingin mau berangkat ke sana (Suriah)," ungkapnya.

KT menurut kerabatnya, memang senang berpakaian militer, namun loreng yang dipakai KT bukanlah atribut seperti pakaian aparat keamanan di Indonesia.

"Dia aslinya dari Pulau Jawa, dia ndak ada aktif di organisasi apa-apa. Kalau berpakaian seperti pejuang militer memang suka dia," terangnya.

Tak hanya itu saja, KT diduga kerap memberikan materi pejuang-pejuang timur tengah kepada anaknya, JS.

"Yang paling keras juga itu anaknya, selalu diberinya film-film perjuangan (Jihadis)," ujarnya.

Menurut kerabatnya ini, KT mengalami perubahan sikap sejak medio tahun 2013-2014.

Sejak saat itu lah KT kerap diingatkan, namun KT memang sudah berpendirian kuat.

Sehingga apa yang keluarga dan kerabat ingatkan kepadanya, tak membuatnya bergeming sedikit pun.

"KT ini memang keras pendirian orangnya, ndak bisa diingatkan. Dia ini mulai ada perubahan sekitar tahun 2013-2014. Jadi sebelum heboh ada istilah ISIS, dia ini memang sering bergabung kelompok garis keras. Kami beritahu, kami ingatkan dia ndak percaya, tetap kokoh dengan pendiriannya. Kami sering mengingatkan. Dengan keluarga lain pun kami sering diskusikan, memang saudaranya sendiri pun ndak mampu lagi, mereka bilang, biarlah dia, kalau kena tangkap biarkan dia tahu," paparnya.

Kuatnya pendirian KT, menurut kerabatnya ini, KT bahkan dengan beraninya menantang aparat keamanan.

Sehingga, kerabatnya kini sudah tak bisa lagi berbuat apa-apa.

"Kalau diingatkan, dia malah menantang aparat. Mungkin yang demikian dianggapnya bagian dari jihadnya. Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi," sambungnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved