Merasa Tak Diperhatikan Pemkot, Curhat Dini Penk Raih Prestasi Dengan Menanggung Banyak Hutang

Hingga akhirnya Dini Penk mengikuti semua prosedur kegiatan termasuk teknikal meeting di Jakarta.

Penulis: Try Juliansyah | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / TRY JULIANSYAH
Dini Penk kenakan Kostum Bertemakan Tudung Saji di Karnaval Budaya HUT RI ke 72 di Singkawang, belum lama ini. 

"Beberapa hari kemudian dari parekraf provinsi Kalbar,menelpon katanya kita tidak ada seleksi jadi saya langsung di utus mewakili Kalbar atas nama kota Singkawang. Dimana untuk anggaran dari provinsi hanya menanggung transportasi PP pesawat transportasi, penginapan, dan konsumsi selama di Jakarta," ungkapnya.

Karena menilai masih banyak yang perlu disiapkan maka dirinya berinisiatif untuk menghadap kadisparpora kota Singkawang.

Karena dalam hal ini ia juga akan membawa nama baik Singkawang di ajang tersebut.

Ia mengaku langsung di damping salah satu staf disparpora Singkawang di bidang ekraf menghadap kepala dinas, hanya saja ia mengatakan tidak ada anggaran untuk tahun 2017.

Akan tetapi mereka siap membantu untuk mencari sponsor salah nya bank Kalbar.

"Dan akhirnya saya kembali menghubungi parekraf provinsi Kalbar, bahwa ini harus jelas dan di kirim lah surat dari provinsi ke dinas parekraf kota Singkawang yang isi suratnya rekomendasi dari dinas saya berangkat bersama 9 orang diantarnya peraga, asisten desainer, ketua kontingen sehingga totalnya berjumlah 10 orang," tuturnya.

Pada surat tersebut pula menurutnya jelas pembiayaan yang harus dilakukan provinsi dan apa yang harus di siapkan Pemkot Singkawang.

Bahkan diakuinya dari disparpora Singkawang bahkan menyetujui jika dirinya yang akan mewakili Kalbar.

"Jadi sebenarnya udah jelas apa saja yang di biayai provinsi dan apa yang nantinya di biayai dinas parekraf singkawang. Akhirnya surat dari provinsi pun di balas dan mengiyakan saya yang berangkat, hal ini berarti dinas parpora Singkawang sudah siapkan apa yang menjadi tanggung jawab mereka," katanya.

Hingga akhirnya Dini Penk mengikuti semua prosedur kegiatan termasuk teknikal meeting di Jakarta. Dan saat itu diakuinya ia masih menggunakan dana pribadi miliknya.

"Hari berganti sampai hampir 1 bulan yang mana saya harus ikut tehnical metting dan untuk TM belum juga ada yaitu untuk tiket PP, akomodasi, konsumsi. Karena ini sudah setengah jalan dan saya belajar dari pengalaman sebelum, pasti di ganti nanti nya, akhirnya saya mengajukan pinjaman sebesar 9 juta rupiah kepada pihak ke 3," katanya.

Namun disayangkan olehnya ternyata biaya tersebut tak juga kunjung di gantikan hingga pelaksaan kegiatan. Walaupun diakuinya pada akhirnya disparpora Singkawang mengusahakan sponsor namun dana yang diperoleh jauh dari cukup.

"Karena ada 2 rancangan yaitu busana daerah dan daur ulang kita fokus busana daerah dulu kata saya kepada tim saya. Untuk daerah saya angkat iban dan daur ulang tetap menjurus ke daerah juga kita tampilkan kayan," katanya.

"Hari berganti, waktu tinggal 7 hari lagi tidak ada kejelasan tapi saya tetap memberikan semangat kepada tim yang akan berangkat. Akhirnya final nya H-3 baru ada kejelasan dari bank Kalbar , dari sponsor hanya mampu memberikan 5 juta rupiah," lanjutnya.

Ia sangat menyayangkan dari dinasparpora tidak memberikan dana untuk kegiatan tersebut. Namun karena tekadnya yang kuat akhirnya ia tetap ikut serta walaupun harus berhutang untuk ikuti kegiatan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved