Sopir Tronton Nilai Wali Kota Pontianak Tak Berikan Solusi, Jadi Siapa yang Gagal Paham?

“Kalau sekarang ndak bisa keluar kota, bawa dalam kota jak lah, habis waktu buat antri di pelabuhan,” jelas Joko.

Penulis: Destriadi Yunas Jumasani | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Sejumlah kendaraan tronton peti kemas parkir di tepi Jalan Ahmad Yani II, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (2/11/2017) malam. Pengemudi tronton peti kemas berharap Pemerintah Kota Pontianak memberikan solusi terkait jam masuk kendaraan kosong yang akan menuju pelabuhan Peti Kemas agar bisa melewati Jalan Ahmad Yani saat bukan jam sibuk. 

"Antrean tengah dan terakhir itu dah sue benar dah, bisa subuh baru muat bahkan bisa-bisa dak muat," jelas Rahmat.

Mengenai kenapa sopir tronton ngebut saat melewati Jalan Ahmad Yani, Rahmat dan rekannya yang lain sadar akan resikonya terhadap pengendara lain.

Terlebih bagi sopir yang sebagian besar BPJS nya tidak ditanggung perusahaan, harus siap menanggung sendiri resiko jika terjadi kecelakaan.

Ia menyatakan sopir tronton dulu paling laju bawa mobil di kecepatan 40 km/jam, sekarang menurutnya di dalam kota bisa mereka tempuh kecepatan hingga 70-80 km/jam.

"Kita ngebut karena kejar antrean, Wali Kota waktu di TV ada bilang sopir kontainer dak sabaran, jalannya konvoi-konvoi, nanti kalau ada apa-apa membahayakan yang lain, dasar sopir kontainer dak punye otak kata dia. Jadi sebenarnya siapa yang ndak punya otak kalau dak ada kasi solusi yang baik, dari pihak kita juga tawarkan solusi dak juga dikasi solusi padahal yang dibawa juga untuk kebutuhan masyarakat," kesal Rahmat.

Rahmat yang ditemui saat menunggu masuk kota di warung kopi dekat simpang lampu merah gerbang Kota Pontianak mempertanyakan bedanya mobil molen dengan tronton.

Saat ini mobil molen diberikan akses untuk melewati Jalan Ahmad Yani pada siang hari.

"Alasan mereka itu semen-semen kalau tidak masuk takut menghambat proyek pemerintah. Padahal yang kita bawa ini pakan ternak, Sembako untuk masyarakat, kalau itu dak keluar gimana? Kalau dak geger ini Kota Pontianak," tutup Rahmat.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved