Analisis Pengamat Pendidikan Tentang Pembelajaran Berbasis Daring di Kalbar

Ketika kita mau mendidik guru-guru saat itu menggunakan jalur PTJ berbasis online...

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIDHO PANJI PRADANA
Wakil Rektor I Universitas Tanjung Pura Pontianak, Aswandi. 

Fenomena yang terjadi di Kabupaten Sambas anak-anak banyak yang tidak meneruskan sekolah setelah lulus SMP, bahkan juga ada yang berhenti setelah lulus SD. Permasalahan paling banyak disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga. Lebih mirisnya lagi anak usia dini di sana sudah menikah.

Oleh karena itu, masalahnya sekarang bukan tidak bisa di daerah seperti Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas mendapatkan akses internet untuk pembelajaran berbasis daring.

Tetapi memang belum menjadi prioritas pemerintah karena masih banyak permasalahan pendidikan seperti putus sekolah itu yang lebih penting diselesaikan.

Makanya kita belum bisa kita membicarakan pendidikan bermutu yang merata di Kabupaten Sambas dengan manyediakan fasilitas internet. Di sana masih banyak anak-anak yang putus sekolah. Padahal yang diprogramkan oleh pemerintah saat ini ialah wajib belajar 12 tahun atau setara dengan sampai selesai SMA.

Putus sekolah ini fenomena yang serius di Kabupaten Sambas karena tidak terlalu banyak terjadi di kabupaten lain. Karena yang saya takutkan orang mulai tidak percaya dengan pendidikan. Mereka banyak perpikir bahwa pendidikan tidak menjadi jaminan mendapatkan pekerjaan. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved