Persatuan Orang Melayu Kalbar Berdiri Tanpa Kepentingan Apapun
Kita menaungi semua masyarakat Melayu dari berbagai kalangan usia. Saat ini anggota kita sudah lebih dari seribu orang.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Rombongan pengurus dan anggota Persatuan Orang Melayu (POM) Kalimantan Barat mengunjungi Kantor Tribun Pontianak untuk melakukan silaturahmi dan membangun sinergitas.
Perwakilan dari 10 divisi POM, yaitu Divisi Syiar Islam, Seni Budaya, Sosial Kemasyarakatan, Beladiri dan Olahraga, Kaderisasi dan Pendidikan, Jaringan dan Pengembangan Organisasi, Ekonomi Kreatif dan Entrepreneurship, Media dan Komunikasi Publik, Pemberdayaan Wanita dan Anak, dan Advokasi dan Kajian Strategis hadir pada kunjungan ini.
Ketua Persatuan Orang Melayu (POM) Kalimantan Barat, Agus Setiadi menyatakan bahwa POM merupakan organisasi yang pada awalnya dibentuk oleh mahasiswa Melayu Kalbar.
Terbentuknya POM sendiri baru berjalan satu bulan lebih, terhitung 27 Februari 2017 dengan tujuan memperkuat dan menjaga budaya Melayu sehingga identitas Melayu tidak hilang digerus zaman.
Baca: Persatuan Orang Melayu Kalbar Kunjungi Kantor Tribun Pontianak
"Kita menaungi semua masyarakat Melayu dari berbagai kalangan usia. Saat ini anggota kita sudah lebih dari seribu orang. Target kita di tahun ini kita bisa mengumpulkan anggota sebanyak 30.000 orang," jelasnya, Selasa (21/3/2017) sore.
Selain itu, ditegaskannya bahwa berdirinya POM tidak ada mendapatkan sokongan dana dari pihak manapun yang berkepentingan. Apalagi yang berkepentingan dengan hal-hal yang berbau politik.
"Kita berdiri secara independen, tidak ada mendapatkan dukungan dana dari pihak-pihak tertentu yang berkepentingan. Tidak akan ada main proyek, duit, atau politik di dalam POM," katanya.
Oleh karena itu, ia menyebutkan bahwa POM yang independen mempunyai cita-cita besar mewujudkan Kalimantan Barat yang damai. Sehingga semua masyarakat dapat hidup damai di antara berbagai suku, ras, dan budaya.
"Cita-cita besar kita ialah untuk menjaga perdamaian masyarakat, terutama jika ada konflik yang berindikasi perpecahan, setidaknya kita bisa meredam sehingga tidak menjadi lebih besar," pungkasnya.