Inilah Kisah Mantan TKW Kubu Raya yang Meraih Predikat Cumlaude di IAIN Pontianak

Samiyah bekerja di Yordania selama dua tahun sembilan bulan. Pada tahun 2011, ia lantas kembali berkumpul bersama kedua orangtuanya.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Mirna Tribun
IST
Samiyah berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana S1 Ekonomi Islam, di Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dengan masa studinya selama tiga tahun sembilan bulan dan 26 hari, serta meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,56. 

Menurut Samiyah, dengan adanya pendidikan, seseorang bisa lebih mendapatkan dan menguasai ilmu yang dimiliki. Pendidikan menurutnya dapat membuat lebih mudah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.

"Memang gaji di luar negeri itu lebih mahal, tetapi pulang dari sana, untuk bekerja di negara sendiri, membuat saya jadi bingung. Karena saya putus sekolah saat itu. Oleh sebab itu saya lebih memilih melanjutkan pendidikan. Agar tidak menjadi pekerja terus-menerus, tetapi bisa membuka lapngan pekerjaan di negara sendiri, itu lebih baik," urainya.

Setelah menjadi TKW, Samiyah menyelesaikan pendidikan SMA paket C-nya di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Makmur di Jl Parit Tokaya, Pontianak Selatan pada tahun 2011 silam.

Pada tahun ajaran 2011/2012, Samiyah mendaftarkan diri dan diterima masuk ke Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak.

Selama menjalani masa kuliah, tak jarang ia menghadapi berbagai kendala. Namun, segala hambatan tak menyurutkan niatnya menyelesaikan kuliah dalam waktu secepat-cepatnya.

"Hambatan saya dalam kuliah, sulit menerima mata kuliah dengan baik, karena dengan latar belakang pendidikan SMA yang hanya paket C. Namun, dari latar belakang tersebut saya harus lebih giat lagi belajar, agar bisa seperti teman-teman yang lainnya," paparnya

Ketekunannya dalam belajar, membuahkan hasil. Ia berhasil mengejar nilai berpredikat cumlaude. Untuk itu, ia mengucap syukur atas keberhasilan dari jerih payahnya selama ini, menjadi mahasiswi di IAIN Pontianak.

"Alhamdulillah, dengan lebih banyak belajar dan membaca buku, saya masih bisa mendapatkan IPK yang memuaskan. Terima kasih kepada para dosen yang membimbing selama ini. Terutama kepada ibu Dahlia, yang selalu memberi semangat saat saya sudah mulai menyerah. Beliaulah yang selalu mendukung saya dan selalu memberikan semangat terus menerus," ucapnya.

Samiyah selama menyelesaikan kuliahnya, selain dibiayai dengan uang pribadinya, hasil dari bekerja sebagai pengajar TPA, bimbingan belajar serta bekerja sebagai karyawati di sebuah butik. Ia juga mendapatkan dukungan beasiswa DIPA dari IAIN selama tiga tahun.

Tak hanya itu, untuk menambah ekonomi keluarga, selain bekerja Samiyah mencari uang tambahan dengan ketelatenannya membuat sejumlah kue, yang kemudian dijualnya kepada rekan-rekannya sesama mahasiswa.

"Generasi muda, ya harus optimis, jangan menyerah. Jangan jadikan kekurangan ekonomi menjadi alasan tidak bisa menjadi orang sukses, berpendidikan dan tentunya dapat membahagiakan orangtua," ajaknya.

Ia memberikan sedikit pemikirannya, yang menjadi motivasinya selama ini dalam menyelesaikan pendidikan tinggi di IAIN Pontianak.

"Kuncinya itu, selalu optimis dan yakin untuk maju, agar bisa mencapai cita-cita yang diimpikan," katanya.

Samiyah, menaruh harapan, agar pendidikan di Kalbar dapat berdaya saing dengan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Untuk itu, ia meminta kepada warga masyarakat yang berperan sebagai orangtua, tak menyerah memberikan dorongan bagi anaknya, maupun anak-anak di sekitarnya, untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang pendidikan.

"Ayo dukung selalu anak-anak yang kurang mampu, dalam melanjutkan pendidikan mereka. Demi bangsa dan negara untuk masa depan yang lebih baik," pungkasnya.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved