Tokoh Masyarakat Pontianak Utara Cerita Ketimpangan Pembangunan dan Tuntut Pembatalan Kerjasama
Sejumlah tokoh masyarakat dan lembaga permbedayaan masyarakat (LPM) turut hadir saat pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan 2020
Tokoh Masyarakat Pontianak Utara Cerita Ketimpangan Pembangunan dan Tuntut Pembatalan Kerjasama
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejumlah tokoh masyarakat dan lembaga permbedayaan masyarakat (LPM) turut hadir saat pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan 2020 Kecamatan Pontianak Utara.
Satu diantara tokoh masyarakat yang hadir, Muhammad Fauzi menegaskan harus menjadi perhatian bahwa Musrenbang ini dilaksanakan untuk memahami dan mengetahui kebutuhan masyarakat.
"Kebutuhan masyarakat Pontianak Utara yang urgen saat ini terkiat, infrastruktur pendidikan, infrastruktur kesehatan dan infrastruktut jalan," ujar M Fauzi saat diwawancarai, Rabu (13/2/2019).
Maka kebutuhan masyarakat, menurutnya harus menjadi prioritas pemerintah dalam membangun Pontianak Utara, selain program sosial yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Baca: Periode Tahun 2018, Bank Kalbar Lakukan Penarikan Undian Panen Rezeki
Baca: Tahukah Kamu? Ada 7 Warisan Budaya Tak Benda 2018 di Kalimantan Barat
Baca: Wabup Effendi Launching Aplikasi SiCANTIK Cloud
Ia mengaku selaku masyarakat Pontianak Utara, masih merasakan ketidakadilan yang cukup timpang antar Pontianak Utara dengan yang lainnya.
Dengan pemerintahan yang baru ini, Fauzi harapkan dapat menepis stigma bahwa Pontianak Utara dianak tirikan dengan wujud nyata dan program pembangunan yang ada.
"Kita bisa bandingkan dari infrastruktur pendidikan yang ada di Pontianak Utara, masa SMA negeri cuma ada satu, padahal warga Pontianal Utara merupakan satu diantara kecamatan terpadat," tegasnya.
SMA negeri yang hanya satu tentu menurutnya tak mampu menampung jumlah penduduk yang ada, walaupun masih ada SMK, tapi masih tidak seimbang dengan kecamatan lainnya.
Disampaikannya pula, fasilitas di SMA juga tak sebanding dengan yang ada di kecamatan lainnya, sehingga tak menunjang prestasi yang ada.
"Ini menjidi faktor bahwa Pontianak Utara memang jauh tertinggal dengan kawasan lainnya," tambahnya.
Baca: Satu Orang Dari Pasangan Keciduk Ngamar Berstatus Nikah, Didenda Setengah Juta
Baca: Bawaslu Kapuas Hulu Buka Pendaftaran PPNPNS
Baca: Kelengkapan Logistik Pemilu 2019, Agoes: Formulir dan Surat Suara Sedang Dalam Pengiriman
Selain itu, infrastruktur kesehatan masih belum memadai, rumah sakit menjadi kebutuhan untuk masyarakat Pontianak Utara tapi belum juga direalisasikan. Selama ini masyarakat masih sulit untuk mengejar rumah sakit kota yang lokasinya jauh.
"Yang sangat memprihatinkan lagi tentang tugu Khatulistiwa, kami dari masyarakat Pontianak Utara mengharapkan icon Pontianak itu betul-betul ditata. Kalau icon Pontianak sudah ditelantarkan seperti saat ini, apalagi hal lainnya, ini menjadi pertanyaan kami disini," tegasnya.
Sebagai warga Pontianak Utara, berharap pihak ketiga manengelola lokasi Tugu Khatulistiwa tapi tidak ada realisasi harus diputus hubungan kerjasamanya, karena dianggap tidak mampu melaksanakan apa yang sudah menjadi komitmennya dalam perjanjian yang ada.
"Tidak boleh dibiarkan begitu saja, sehinga kondisinya saat ini terbengkalai. Pihak ketiga itu tidak mampu melaksanakan perjanjian untuk menata kawasan tugu. Harus ada solusi alternatif sehingga hal semacam ini tal terjadi lagi saat pembangunan di Pontianak Utara," pungkasnya.