Pilpres 2019

HIMAPOL Indonesia Korwil 3 Nilai Debat Capres-Cawapres Pertama Kurang Menarik

Rozi Pararozi menilai debat Capres dan Cawapres pertama bertema “Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme” kurang menarik.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Ketua Divisi Kajian Strategis dan Advokasi Himpunan Mahsiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) Indonesia Korwil 3 Rozi Pararozi. 

Divisi Kajian Strategis & Advokasi Himapol Indonesia Korwil 3 Nilai Debat Capres-Cawapres Pertama Kurang Menarik   

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Divisi Kajian Strategis dan Advokasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) Indonesia Korwil 3, Rozi Pararozi menilai debat Capres dan Cawapres pertama bertema “Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme” kurang menarik.

 Menurut dia, debat pertama yang diselenggarakan pada Kamis (17/1/2019) itu belum sesuai harapan. 

"Karena masing-masing paslon belum maksimal dalam menyampaikan pemikirannya mengenai tema yang diangkat,” ungkapnya, Minggu (20/1/2019).

Baca: Hadiri Pengajian di Selakau Tua Sambas, Ria Norsan Minta Ini Ke Pengurus BMKT

Baca: Istri Ustadz Nur Maulana Meninggal Dunia, Begini Kondisi Terkini di Rumah Duka

Baca: Akui Kondisi GOR Pangsuma Pontianak Sangat Memprihatinkan, Ini Tanggapan DPRD Kalbar

Bahkan, penyampaiannya cenderung datar dan kaku sehingga terlihat membosankan. Hal tersebut dikarenakan salah satunya adalah format debat yang kurang memberikan porsi waktu untuk masing-masing paslon dalam menyampaikan visi-misinya.

“Penyampaianya bersifat parsial dan tidak komprehensif,” terangnya.

 Ke depan, KPU harus mengevaluasi format debat Pilpres baik dari sisi substantif maupun teknis. Dari sisi substantif, kata dia, temanya harus lebih tajam dan menyentuh persoalan kekinian dan solusi tantangan ke depan.

“Dari sisi teknis, durasi waktunya ditambah sedikit lebih  panjang agar gagasan dan ide-ide paslon dapat tersampaikan secara holistik,” imbuhnya.

Tak kalah penting adalah KPU tidak perlu lagi memberikan bocoran kisi-kisi. Sebab, hal itu untuk menunjukkan kemampuan asli calon Presiden dan calon Wakil Presiden dalam beradu argumen pada saat debat.

Baca: BNN Ungkap Pengedaran Narkotika, GMP NAPZA Untan Minta Pelaku Dihukum Seberat Mungkin

Baca: Jembatan Kapuas II, Banyak Sampah dan Pasir Serta Lubang yang Membahayakan Pengendara

Baca: Zulfydar Yakin Sorpindo Akan Kembali Dukung dan Menangkan Prabowo-Sandi

“Ini agar lebih natural. Karena debat calon Presiden dan calon Wakil Presiden merupakan momen yang sangat penting. Di tonton oleh jutaan pasang mata rakyat Indonesia,” timpalnya.

Rozi menambahkan sudah seharusnya masing-masing paslon memahami akar persoalan yang menjadi tema dalam debat terlebih dahulu. Hal ini agar penyampaian visi-misinya dapat dielaborasi menjadi tatanan yang lebih konkret dan realistis, sehingga tidak  hanya sekedar normatif apalagi retorik. 

“Saya berharap debat-debat berikutnya dapat berjalan lebih baik lagi dan lebih substantif. Menawarkan gagasan-gagasan yang dapat memberikan solusi untuk menjawab permasalahan bangsa yang sedang dihadapi saat ini. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada publik agar menyakinkan mereka dalam menentukan pilihan pada 17 April mendatang,” tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved