Pilpres 2019
Pidato Prabowo - Singgung Utang BUMN hingga Peluru Perang Hanya untuk Tiga Hari
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menggelar pidato kebangsaan "Indonesia Menang" di Jakarta Convention Center
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Madrosid
Pidato Prabowo, Dari Singgung Utang BUMN Hingga Peluru Perang Hanya Untuk Tiga Hari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menggelar pidato kebangsaan "Indonesia Menang" di Jakarta Convention Center, Senin (14/01/2019).
Kegiatan ini pun dihadiri Ketum PD SBY, beserta jajaran seperti Hinca IP Pandjaitan, AHY, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Amien Rais, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufrie, Presiden PKS Sohibul Iman, dan Waketum Partai Berkarya Titiek Soeharto serta jajaran duta besar.
Sebelumnya, Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menjadi pembuka pidato kebangsaan Prabowo Subianto dengan mengawali pernyataannya terkait 1.000 titik lebih kunjungannya.
Mantan Wagub DKI Jakarta inu pun memutar video kilas balik perjalanannya menemui warga di lebih dari 1.000 titik.
Baca: Ditusuk di Jalan Sepi, Adik Korban Nilai Sang Kakak Sudah Diintai
Baca: Suasana Pengambilan Sumpah Jabatan 24 Pejabat Fungsional Oleh Gubernur Kalbar
Baca: Live Streaming Coppa Italia AS Roma vs Virtus Entella di TVRI Berlangsung Pukul 03.00 WIB
"Alhamdulillah, Pak Prabowo dan saya dapat kehormatan menjelajahi 1.000 titik kunjungan ke masyarakat selama 4 bulan terakhir. Jarak tempuhnya tiga kali lebih melingkar bumi, berjuta orang sudah kami temui, berdialog, menyimak mulai curhatan emak-emak di pasar tradisional. Kesempatan untuk maju belum terbuka luas untuk sebagian besar anak bangsa. Sudah saatnya, wis wayahe, kita bangun optimisme, pupuk semangat kerja cerdas, penuh ikhlas menangkan rakyat Indonesia," terangnya.
Sebelum, membacakan pidato kebangsaan visi-misi 'Indonesia Menang' di JCC, Senayan. Prabowo Subianto pun mengawali pidatonya dengan sebuah sajak dari kantong perwira.
Setelah itu, Prabowo lantas berbicara tentang visi-misi Prabowo-Sandiaga. Ia menyebut negara Indonesia sebagai negara yang kalah.
"Negara seperti inikah yang kita inginkan, Negara yang utang untuk membayar gaji, negara yang membiarkan BUMN yang lahir dalam perang Indonesia sekarang dalam keadaan yang bangkrut," tuturnya dengan lantang.
Lebih lanjut, mantan Komjen Kopasus ini pun berbicara mengenai kunjungannya ke beberapa daerah yang menemukan petani-petani bersedih karena ada impor mereka panen.
Baca: Warga Sambas Mancing Ikan Tapah Malah Dapat Buaya, Peristiwa Ini yang Dikhawatikan Bakal Terjadi
Baca: ILC TVOne Angkat Tema Menjelang Debat Capres: Siapa Yang Meneror KPK, Karni Ilyas Kembali Diprotes
"Saya juga baru datang dari Klaten, di situ petani-petani beras bersedih karena, saat mereka panen, beberapa bulan yang lalu banjir beras dari luar negeri, Saya juga baru-baru ini dari Jatim, di sana banyak petani tebu yang bersedih karena, saat mereka panen, banjir gula dari luar negeri. Sementara itu, banyak emak-emak kita di mana-mana mengeluh harga-harga sudah tidak terkendali dan tidak terjangkau," jelasnya.
"Saudara-saudara sekalian, pada saat petani garam juga mengalami kesulitan, banjir garam dari luar negeri. Saudara-saudara, kita impor semua bahan-bahan pangan yang mampu diproduksi oleh rakyat kita sendiri. Saudara-saudara, kadang-kadang kita heran apakah ada pemerintah yang seperti sekarang seolah-olah membiarkan rakyatnya sendiri tidak dibela. Saudara-saudara sekalian, inikah negara yang kita cita-citakan dan diperjuangkan oleh para pendiri bangsa kita?" timpal Ketum Gerindra ini.
Prabowo juga mengatakan dengan kondisi harga-harga bahan pokok yang melambung tinggi, BUMN yang tak lagi untung, bahkan berutang, rumah sakit yang tidak bisa dibayar, anak-anak yang gagal tumbuh, dan utang negara yang terus bertambah merupakan penghinaan bagi pendiri-pendiri bangsa.
Baca: Polemik Masyarakat dan Perusahaan, Dianggap Bertentangan Dengan Adat dan Budaya Masyarakat
Baca: Perusahaan Sebut Kebijakan Telah Sesuai Peraturan Pemerintah dan Perusahaan
"Negara yang sudah 73 tahun merdeka, kalau ada rakyat yang lapar, kalau ada rakyat yang gantung diri karena putus asa, ini adalah penghinaan kepada pendiri-pendiri kita. Ini adalah penghinaan kepada rakyat Indonesia," katanya.
"Saudara-saudara sekalian, ada yang mengatakan jangan pesimis, harus optimis. Indonesia katanya akan bertahan 1.000 tahun lagi. Saudara-saudara, saya bertanya, apakah negara yang tidak mampu membayar rumah sakit, tidak mampu menjamin makan untuk rakyatnya, tidak membela petani, nelayan, pekerja, tentaranya tidak kuat, bisa bertahan 1.000 tahun? Jangan-jangan bertahan 10 tahun sudah setengah mati kita," jelas Prabowo.
Prabowo juga mengucapkan, jika cadangan bahan bakar negara hanya 20 hari, cadangan beras hanya 3 pekan dan Indonesia hanya bisa bertahan 3 hari jika dalam kondisi perang.
"Peluru hanya bertahan tiga hari. Bukan saya yang menyampaikan itu, tapi Menteri Pertahanan dari pemerintahan yang sekarang ini," katanya.