Berita Video
Panti Asuhan Pepabri Miliki Atlit Muda Sepeda Berprestasi, Inilah Orangnya
Namun terkadang nasib belum mendukung ia untuk tetap fokus dalam bidang pebalab sepeda.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Maudy, Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Satu diantara anak-anak yatim piatu dari panti asuhan Pepabri di jalan Kesehatan, Kota Pontianak, Samhaji berhasil meraih prestasi di bidang olahraga pebalap sepeda dan pernah mendapatkan mendali emas di tahun 2015.
Samhaji yang duduk di bangku kelas 3 SMP N 2 Pontianak ternyata memiliki cerita yang luar biasa sebagai seorang anak yatim piatu.
Diakuinya, dirinya selalu berusaha untuk terus belajar agar kelas bisa menjadi seorang Polisi, ujarnya saat di temui Tribun di kediaman Panti Asuhan Pepabri.
Baca: Gerebek Lokasi Sabung Ayam, Polisi Hanya Temukan Gubuk Kosong
Baca: Polresta Pontianak Terapkan Sanksi Pemakai Knalpot Racing
"Saya akan berusaha, terutama belajar untuk menjadi orang yang berhasil dan saya akan berjuang untuk menjadi seorang polisi, " ujar Samhaji, Rabu (2/1/2019).
Ia menuturkan, bahwa semua yang ia terima karena izin dari Allah SWT, untuk tetap semangat walaupun dia adalah seorang anak yatim piatu.
Hebatnya lagi, Samhaji ternyata memiliki kemampuan sebagai seorang atlet yang sudah beberapa kali meraih mendali, termasuk mendali emas, perunggu dan perak.
"Saya pernah juara 1 mendapatkan mendali emas, dan beberapa kali juara tiga, " ujar Samhaji.
Namun terkadang nasib belum mendukung ia untuk tetap fokus dalam bidang pebalab sepeda.
Kekurangan dana dan waktubmenjadi penghambat ia untuk mengembangkan potensi yang sudah ia miliki sejak dini. "Program latihan setiap minggu itu ada dan setiap bulan, tetapi karena sibuk untuk belajar di sekolah saya juga harus fokus untuk sekolah dan mengurangi latihan, demi persiapan menjelang ujian nasional nanyi," tutur Samhaji.
Baca: Terungkap! Wanita Pencuri HP di Malam Tahun Baru Ternyata Residivis
Lanjutnya, Samhaji ibgin tetap lanjut melatih kemampuan bersepeda, akan tetapi ia mengaku alat-alat perlengkapan bersepda ternyata tidaklah murah. "sebenarnya saya tak mampu, karena barang yang dibutuhkan kurang memadai dan serba mahal," ungkapnya tersenyum.
Samhaji juga berkeingan sangat besar untuk bisa masuk di kelas juaran bergengsi yaitu MTB (Mountain Bike) atau yang sering kita kenal dengan kelas olahraga sepeda gunung.
MTB, terangnya, iya saya sangat ingin sekali, namun ya itu tadi semua serba mahal, mulai dari sepatunya, bajunya, sarung tangan, helm, kacamata yang tidak berembun, saya hanya bisa berdoa saja dulu agar bisa masuk kelas bergensi tersebut, ujarnya penuh harap.
Saat mendapatkan juara dengan mendali emas tersebut ia harus berkorban dengan meminjam sepeda kepada pelatihnya dan keperluan yang lain dari teman-teman sesama.