Lima Anak Kedapatan Ngelem, Kadis DP2KBP3A Minta Orangtua Perketat Pengawasan
Tidak ada anak nakal. Yang ada anak banyak akal, Anak kreatif penuh inovatif, dan penuh potensi.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Anggita Putri
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Kasus diamankannya lima bocah yang kedapatan sedang ngelem di satu SD Negeri di Jl Putri Dara Hitam, Kota Pontianak, Rabu (2/2/19/2019) mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Pontianak, Darmanelly.
Pertama yang namanya anak sifatnya meniru dan kreatif. Mungkin ada orang dewasa yg dilihatnya.
Makanya kita orang dewasa perlu mengawasi apa yang dilihat oleh anak. Perlu contoh tauladan yang baik agar anak berperilaku baik.
Kedua, anak perlu diasuh. Itu satu di antara hak anak. Pengasuhan oleh orangtua atau orangtua pengganti.
Baca: Satu Calon PPK Tidak Hadir Saat Pelantikan, Ini Penjelasan Ketua KPU Rudi Handoko
Baca: Tak Disangka! Pemain Bola Kampung Ini Ciptakan Gol Spektakuler Kelas Dunia, Ini Videonya
Ketiga,anak senang berkumpul. Sehingga kita perlu buatkan wadah untuk anak berkumpul. Seperti forum anak yang sudah kita bentuk di setiap kelurahan, kecamatan dan kota.
"Terhadap anak tadi kita akan gali penyebabnya dan kita akan selesaikan masalah sesuai akar penyebab masalahnya sehingga tepat sasaran," terang Darmanelly.
Darmanelly yakin kalau anak-anak jika diberikan pengarahan dan bimbingan, mereka bisa lebih hebat.
Baca: Diskominfo Singkawang Akan Wujudkan Smart City Tahun 2019
Baca: Prabowo Sebut Selang Cuci Darah Dipakai 40 Kali, Begini Bantahan Direktur RSCM Jakarta
Tidak ada anak nakal. Yang ada anak banyak akal, Anak kreatif penuh inovatif, dan penuh potensi.
Ada lagi istilah anak ibarat kertas putih. Orang tuanyalah yg menorehkan tinta mau dibuat lukisan apa di kertas putih tersebut.
"Untuk menjadi orangtua tidak hanya sekedar melahirkan tetapi perlu punya kemampuan untuk mencukupi keperluan anaknya. Baik kebutuhan biologis, juga kebutuhan psikis dan religinya. Maka kita ada program GenRe dengan materi persiapan berkeluarga bagi remaja," tambah Darmanelly.
Darmanelly menghimbau untuk penjual lem kalau yang membeli anak-anak harus di curiga.
Jangan hanya mau dagangan laris, ternyata untuk disalahgunakan. Anak melakukan hal tersebut di waktu libur sekolah.
Baca: Sidak Pakai Sepeda Motor ke OPD, Bupati Citra Duani Temukan Pegawai Bolos
Artinya anak tidak memanfaatkan dengan baik waktu luangnya. Terkait pemenuhan hak anak terhadap pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan budaya, berarti kita (pemerintah, masyarakat dan orang tua) harus memfasilitasi kegiatan apa yg dibuat untuk mengisi waktu luang.
"Misal kegiatan Rohis,Lomba-lomba, olahraga dan seni juga kegiatan lainnya bagi keluarga yg tidak bepergian bersama orang tuanya," tukas Darmanelly.