LDII Sanggau Gelar FASS, Susanto : Pembinaan Generasi Untuk Tercapainya Generasi Tri Sukses
Dalam sambutaannya dia mengapresiasi upaya LDII yang telah membantu pemerintah dalam pembangunan karakter generasi.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mewujudkan generasi Islami, DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Sanggau menggelar Festival Anak Sholeh dan Sholeha ( FASS). 90 Peserta ikut andil di beragam cabang lomba yang digelar di halaman Masjid Baitul Qudus Kecamatan Kembayan, Sabtu (22/12/2018).
Acara FASS dibuka secara resmi oleh H. Joni Irwanto Asisten III Setda Sanggau.
Baca: Purwowidodo: CCBO Hasil Kreasi Koni Untuk Penggowes MTB
Baca: Gudeb Patih Gumantar-Dara Irang Pangkalan SMPN 1 Mempawah Hilir Gelar Bhakti Sosial
Dalam sambutaannya dia mengapresiasi upaya LDII yang telah membantu pemerintah dalam pembangunan karakter generasi.
"Atas nama pemkab Sanggau saya berterima kasih dengan acara ini, mengingat pembinaan karakter menjadi generasi akhlaqul karimah merupakan tanggung jawab bersama," ujarnya.
Maka dari itu orang tua merupakan pilar pembentukan moralitas generasi.
"Mulai dari keluargalah generasi akan tercipta. Sehingga apabila pendidikan keluarga baik akan lahir generasi yang baik pula," imbuhnya.
Sanggau merupakan wilayah perbatasan, yang tentu akan menjadi daerah yang menerima dampak langsung dari perubahan peradaban dunia.
"Budaya dan peradaban dari negara luar akan mudahnya masuk ke Sanggau. Oleh karenanya kita perlu filter dengan pemahaman ajaran agama," jelas dia.
Sementara Susanto, Ketua DPW LDII Kalimantan Barat mengajak semua pihak bahwa penyediaan generasi berakhlaqul karimah merupakan tuntutan sekaligus kewajiban.
"Jangan kita gembira dengan kabar akan adanya bonus demografi pada tahun-tahun mendatang, jika kita sendiri tidak mampu membentuk karakter generasi. Bukan bonus yang akan kita terima melainkn bencana demografi," katanya.
Kompetisi global menjadi tantangan bangsa, namun persoalan moralitas juga mesti dibentuk dari usia dini.
"LDII menyadari akan hal ini, sehingga pembinaan generasi diarahkan untuk tercapainya generasi tri sukses yakni, alim dan faqih, berakhlaqul karimah dan mandiri," imbuh Susanto.
Secara terstruktur dan sistematis, kurikulum pembinaan generasi yang dilakukan LDII mengikat terhadap struktural hingga ditingkat PAC.
"Banyak kelompok-kelompok belajar mengaji yang kita bentuk, maka ini harus dimaksimal peran dan fungsinya. Dan salah satu bentuk evaluasinya kita lakukan kegiatan festival ini. Tidak lain sebagai bentuk apresiasi," katanya. (*)