Pilpres 2019

Strategi Ini Rupanya Mampu Dongkrak Tren Elektabilitas Pasangan Prabowo-Sandi

Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan tren elektabilitas Prabowo-Sandi naik.

Editor: Agus Pujianto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, saat pengambilan nomor urut di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018) 

Strategi Ini Rupanya Mampu Dongkrak Tren Elektabilitas Pasangan Prabowo-Sandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan tren elektabilitas Prabowo-Sandi naik.

Penyebabnya adalah strategi menyerang yang diterapkan pasangan Calon Presiden Nomor Urut 2 itu.

"Sebagai penantang dia cukup efektif menjalankan strategi menyerang petahana, bagaimana isu tempe, ekonomi, daya beli, dimainkan secara masif oleh pasangan Prabowo-Sandi," kata Ari Jumat (14/12/2018).

Ia mengatakan hal ini saat merilis hasil perhitungan tersebut di kantor PARA Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Baca: PARA Syndicate: Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin Menurun Sementara Prabowo-Sandiaga Meningkat

Baca: Intip Postingan Terakhir Jokowi-Prabowo, Sama-sama Bahas Hal Ini

Ari juga menilai strategi menyerang atau "menabuh genderang" yang dimainkan juga berhasil memancing lawan politiknya untuk bereaksi.

Hal itu tercermin dari istilah politisi "sontoloyo" dan politik "genderuwo", yang sempat dilontarkan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Prabowo-Sandiaga diuntungkan dari akuisisi secara simbolis para tokoh agama.

"Utamanya terkait bagaimana bisa mengambil keuntungan elektoral akibat pembelahan sentimen agama," jelas dia.

Baca: Kubu Prabowo-Sandiaga Pindahkan Markas ke Jawa Tengah Ini Alasannya

Baca: JARI 98 Desak Capres Prabowo Minta Maaf pada Umat Islam, Ini Persoalannya

Kemudian, retorika emosi dikatakan turut berhasil mendongkrak tren elektabilitas Prabowo-Sandiaga.

Dia berpendapat, isu seperti korupsi di Indonesia sudah stadium 4 yang dicetuskan Prabowo merupakan contoh bentuk retorika emosi.

Tujuannya untuk memecah preferensi rasional pemilih.

Faktor lainnya adalah keuntungan menjadi penantang petahana yaitu citra atau branding sebagai pembawa perubahan dari pemerintah yang berkuasa saat ini.

Terakhir, gaya kampanye Sandiaga yang rajin blusukan dinilai turut berkontribusi untuk mendulang suara bagi pasangan tersebut.

Baca: Perusakan Atribut Demokrat di Riau, Demokrat Protes Presiden Jokowi hingga Pengakuan Diduga Pelaku

Baca: PARA Syndicate: Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin Menurun Sementara Prabowo-Sandiaga Meningkat

Sebelumnya, PARA Syndicate menganalisis 12 hasil survei terkait elektabilitas paslon dari lembaga survei yang dianggap kredibel.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved