Tanggapi Sutarmidji Ganti Sekda dan Kadis, Pengamat Politik: Harus Berani Merombak
Oleh karena itulah, tim birokrat yang kuat harus dibangun d awal kepemimpinan gubernur baru.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menurut Pengamat Politik Untan, Ireng Maulana MA, Gubernur yang baru harus berani merombak pejabat dilingkungan birokrasi pemprov Kalbar jika serius mengeksekusi narasi Kalbar baru sesuai cita-cita mereka semasa pemilihan.
Tanpa konsolidasi birokrasi yang tuntas, Gubernur baru sangat mungkin terhambat kinerjanya karena lemahnya dukungan dari dalam.
Mereka barangkali bukan tidak loyal kepada Gubernur, namun masih belum mau melepaskan romantisme kepemimpinan sebelumnya yang memfasilitasi zona nyaman dalam waktu yg cukup lama.
Baca: Gubernur Kalbar Sutarmidji Isi Seminar Perkembangan Ekonomi dan APBN Pemerataan Pembangunan di IBIS
Terlalu lama bekerja tanpa bayang-bayang prestasi mungkin membuat sebagian besar pejabat birokrat tersebut sudah kehilangan insting dan spirit bekerja yang berorientasi hasil.
Pejabat birokrat yang sudah terjangkiti virus business as usual sebaiknya duduk dibangku cadangan, digantikan dengan pejabat lain yang memiliki pembaharuan komitmen, mereka yang mau bekerja ekstra keras tanpa beban dan memori kepentingan masa lalu.
Baca: Respon Status Midji di Medsos, Minsen Berikan Penjelasan Rincian Kendaraan Hingga Anggaran Rp 220 M
Idealnya, Gubernur baru bekerja di topang oleh tim yang baru pula, yakni lebih kuat, lebih kapable, lebih berempati, lebih muda, lebih peka, lebih berintegritas dan lebih memiliki jiwa masa depan.
Lupakan mereka para pejabat yang sudah terlanjur mencintai suasana kerja tanpa prestasi, tanpa komitmen, minus pikiran-pikiran cemerlang. Perombakan pejabat di lingkungan birokrasi pemprov propinsi bukan hanya untuk penyegaran organisasi tapi satu langkah permulaan untuk memastikan tradisi promosi melalui sistem meritrokrasi menjadi panglima.
Hanya pelayan sipil terbaik, cakap, profesional, bermoral baik, dan haus pencapaian kinerjalah berhak menjadi kepala organisasi pemerintah. Kedua, perombakan ini juga sebuah simbol dari merangkul birokrat birokrat handal yg selama ini bekerja baik dalam sunyi di organisasi masing-masing ketika kehebatan kerja mereka luput dari mata publik.
Para champion yang dilupakan karena praktek politisasi jabatan di dalam birokrasi. Terakhir, perombakan pimpinan organisasi di birokrasi sebagai instrumen pengingat bahwa kerja birokrasi harus dpt d lihat publik dalam perspektif memiliki standar dan target.
Baca: Mahasiswa Untan Asal Sekadau Raih Juara 1 WMM 2018 Bidang Usaha Sosial
Oleh karena publik hampir kehilangan tolak ukur pada standar kerja dan target kerja pejabat di lingkungan pemrov Kalbar dalam satu dekade terakhir. Prestasi yang membanggakan dan terobosan untuk memajukan daerah terasa sangat asing. Oleh karena itulah, tim birokrat yang kuat harus dibangun d awal kepemimpinan gubernur baru.
Publik tentu tidak mau mendengar, merosotnya kinerja gubernur baru atau gagalnya Gubernur baru mewujudkan visi misi kalbar baru terganjal oleh timnya sendiri.
Kita semua tentu tidak mau ini terjadi. Jika pergantian pimpinan di birokrasi satu keniscayaan yang dapat memobilisasi kemajuan daerah, maka publik menyakini gubernur tentu akan mengambil kebijaksanaan yang sama pula.