1.075 Hotspot Terpantau Di Kalbar, Ini Kata Kapolda Kalbar
Irjen Pol Didi Haryono mengatakan meningkatnya hotspot Kalbar lantaran titik-titik bara api melebar
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – 1.075 hotspot atau titik api terpantau di wilayah 14 kabupaten/kota se-Kalimantan Barat berdasarkan pengolahan data Lapan per tanggal 15 Agustus 2018 pukul 07.00 WIB sampai dengan 16 Agustus 2018 pukul 07.00 WIB.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), 1.075 hotspot itu tercatat di Kabupaten Sanggau sebanyak 200 hotspot, Landak 152 hotspot, Ketapang 123 hotspot, Kubu Raya 123 hotspot, Sintang 112 hotspot, Kapuas Hulu 80 hotspot, Melawi 56 hotspot, Sambas 54 hotspot, Bengkayang 47 hotspot, Kayong Utara 44 hotspot, Mempawah 43 hotspot, Sekadau 37 hotspot, Singkawang 3 hotspot dan Pontianak 1 hotspot.
Baca: Inilah Kualitas Udara di Mempawah pada 15 Agustus 2018 Menurut BMKG
Baca: Bertambah, Hari ini BMKG Pantau 1075 Titik Panas di Kalbar
Saat dikonfirmasi terkait gambaran kondisi itu, Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Didi Haryono mengatakan meningkatnya hotspot Kalbar lantaran titik-titik bara api yang berada di bawah lapisan tanah permukaan atas melebar dari satu wilayah ke wilayah lain.
“Misalnya, kemarin sempat ada hujan di Kabupaten Sanggau. Namun, ternyata sebaran air hujan itu juga menghantarkan panas. Itu menambah kesensitifan satelit LAPAN, Terra, Aqua dan NOAA. Sehingga banyak sekali titik-titik api terpantau,” ungkapnya saat diwawancarai usai acara mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo di Ruang Audio Visual Kantor Gubernur Kalbar, Jalan Ahmad Yani 1 Pontianak, Kamis (16/8/2018) siang.
Ia tidak menampik peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kalimantan Barat mudah meluas lantaran situasi alam. Seperti diketahui, saat ini Kalbar memasuki musim kemarau.
“Setelah kami lakukan pendalaman di wilayah hotspot. Ada dua jenis lahan yakni lahan gambut dan mineral. Kalau lahan gambut terbakar memang masih ada bara di bawahnya. Kalau lahan mineral terbakar maka habis. Lahan mineral umumnya berada di pegunungan-pegunungan,” terangnya.
Kapolda menegaskan Polda Kalbar saling bahu-membahu bersama intansi lintas sektoral lakukan penanganan karhutla di wilayah Kalbar. Pola-pola penanggulangan strategis telah dilaksanakan dan dioptimalkan sebagai upaya penanggulangan karhutla.
“Upaya yang sudah kita lakukan tentunya bisa kita lihat secara langsung. TNI dan Polri bersinergi dengan warga masyarakat, BPBD, Manggala Agni dan pemadam kebakaran bekerjasama melakukan upaya pemadaman,” jelasnya.
Semua upaya strategis, kata Jenderal Bintang Dua itu, sebagai tindak lanjut komitmen dan bukti menyikapi Instruksi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
“Tahun 2017 lalu, kita juga lakukan seperti ini. Sekarang bulan Juli dan Agustus. Ini bulan-bulan yang benar-benar harus diwaspadai. Sebab, daerah kita tingkat panasnya tinggi. Masalah karhutla ini tidak bisa Polri sendiri atau TNI sendiri. Ini harus sama-sama semua elemen masyarakat menangulanginya. Perlu kepekaan dan kepedulian kita semua,” tandasnya.