Warga Keluhkan Harga Beras, Pengamat: Pemerintah Harusnya Mendirikan Kios Bulog

Ini hubungan jaring karena jika pedagang di sini tidak menaikkan harga sekarang, pada saat dia membeli dari luar ada harga baru.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / Claudia Liberani
Pengamat Ekonomi Untan, M Ali Nasrun 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Masyarakat mulai mengeluhkan naiknya harga beras yang berkisar dari Rp 1.000- 2.000. Ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo mengatakan stock beras Pontianak masih aman.

Lantas mengapa harganya bisa naik, dan apa solusi yang bisa menjadi opsi untuk menangani kondisi ini, berikut penjelasan dari pengamat ekonomi Untan, M Ali Nasrun. 

"Kalbar tidak mampu swadaya, kebutuhan beras kita dipenuhi dari luar sehingga harga beras juga masuk dari luar, termasuk juga dari Jawa. Pada saat harga di Jawa naik maka itu akan mempengaruhi harga di Pontianak, karena persediaannya cenderung kurang,' terang Ali Nasrun, Minggu (21/1/2018).

(Baca: AMPPKS Desak Bupati Sambas Segera Isi Kekosongan Jabatan Pimpinan 7 OPD )

Yang kedua ada kemungkinan stock beras di Pontianak tidak kurang tapi ini adalah reaksi dari pedagang. Ketika harga beras secara nasional naik, maka mereka juga menaikkannya karena jaringan kita secara nasional pasti pengaruhnya menyebabkan kenaikan di pasar Pontianak. 

"Ini hubungan jaring karena jika pedagang di sini tidak menaikkan harga sekarang, pada saat dia membeli dari luar ada harga baru. Jadi pedagang sudah mengantisipasi dulu apalagi kalau di gudang memang banyak persediaan tapi sesungguhnya terdiri dari dua harga, ada yang masih murah dan harga yang sudah mahal, maka pegangan pasti menjual dengan harga mahal karena dia pasti rugi jika melepas harga murah," tambahnya. 

Konsumen biasanya tidak komplain karena namanya beras bukan sesuatu yang bisa diidentifikasi periode belinya kapan, otomatis dia menjual dengan harga baru. Bahkan bisa saja ada pedagang yang di gudangnya barang stock lama semua tapi karena mendengar stock baru harga naik pasti dia ikut harga baru tersebut. 

"Jadi, kenaikan harga beras di Pontianak ini merupakan pengaruh dari naiknya harga nasional karena jaringan kita adalah jaringan distribusi nasional. Kecuali jika kita adalah daerah khusus sentra produksi, harga nasional tidak akan berpengaruh. Tapi kalau Kalimantan tidak ada sentra produksi secara besar-besaran, artinya sebagian besar beras masuk dari luar," jelasnya. 

Antara suatu tempat atau pasar bisa saja stock masih banyak namun harga pasti mengikuti harga yang berlaku secara nasional, makanya itu ketika mereka mendengar harga naik merekapun menaikannya. 

Kenaikan harga beras ini menjadi beban bagi masyarakat ekonomi lemah. Itu yang harus dipikirkan pemerintah. Yang menanggung derita ini masyarakat ekonomi lemah, karena itu pemerintah sediakan kios Bulog jadi masyarakat ekonomi lemah bisa beli ke kios Bulog sedangkan kalau masyarakat ekonomi kuat terserah saja. 

Solusinya adalah pemerintah mendirikan kios Bulog yang disebar di pasar-pasar. Bulog sudah mengatakan memiliki cadangan nasional. Jadi silakan Bulog buka kios, bukan operasi pasar yang cuma datang satu atau dua truk, tapi mereka memang berada di pasar itu dengan melakukan penjualan yang terbatas. Karena kalau penjualannya banyak pasti yang membeli pedagang. Penjualan harus dibatasi, misalnya satu pembeli hanya bisa membeli lima kilo.

"Saya kira ini yang bisa menyelamatkan masyarakat ekonomi menengah ke bawah atau lemah, kalau masyarakat ekonomi di atas pasti tidak peduli," imbuhnya.

Mengenai adanya para penjual yang menjual beras di atas HET, saya sudah sering mengatakan ini. Het untuk beras ini susah kecuali jika pemerintah mau, pemerintah buka kios Bulog di setiap pasar. Bulog pasang dengan harga tersebut, konsumen terserah mau beli ke mana. Bulog buka pasar khusus menjual barang-barang Bulog. Barang Bulog bukan cuma beras, ada barang lain, bukalah kios di pasar dengan harga HET. Tapi kalau yang sekarang tindakan pemerintah apa, paling-paling hanya memerintah ini benar atau tidak, lalu diperiksa, apakah ada penimbunan atau bukan. 

Mengenai kenaikan harga beras ini saya harap pemerintah bisa mengambil solusi khususnya bagi masyarakat ekonomi lemah. Bagaimanapun ini mempengaruhi kinerja karena tingkat inflasi jadi naik. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved