Tingginya Angka Kematian Penyu Akibat Pukat Nelayan, WWF Sebut Solusi Pemasangan Lampu Hijau

"Penyu ini pada dasarnya Tak senang cahaya. Jadi dia menjauhi cahaya. Jadi ketika lampu dipasang disepanjang jaring, penyu tak masuk," katanya.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/NASARUDDIN
Kondisi hutan dan perbukitan di wilayah sekitar Pantai Temajuk Paloh Kabupaten Sambas Kalbar belum lama ini. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nasaruddin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK-  Masalah lain yang mesti menjadi perhatian untuk kelestarian penyu Paloh, Kabupaten Sambas, adalah kematian akibat terkena jaring ikan nelayan.

Hal ini biasa terjadi pada penyu dewasa.

West Kalimantan Program Manager WWF, Albertus Tjiu mengatakan, terkait ancaman ini pihaknya sudah melakukan penelitian bycatch, menggunakan lampu hijau.

Di setiap jaring yang digunakan nelayan di laut dipasangi lampu.

(Baca: Sampah Plastik dan Kelestarian Penyu )

"Penyu ini pada dasarnya Tak senang cahaya. Jadi dia menjauhi cahaya. Jadi ketika lampu dipasang disepanjang jaring, penyu tak masuk," katanya.

Metode ini sebenarnya juga memberikan dampak positif bagi nelayan. Ketika jaring dipasang lampu, banyak ikan bawal yang masuk.

"Ikan bawal suka dengan cahaya. Sehingga ikan bawal masuk, kemudian penyu menghindar. Kajian ini sebenarnya bagus jika bisa diimplementasikan untuk mencegah tertangkapnya penyu. Di sisi lain, meningkatkan tangkapan ikan. Jadi sebenarnya ini satu solusi," kata Albert.

Menurutnya, ketika belum uji coba lampu hijau, kematian penyu akibat terkena jaring tinggi.

Akibatnya banyak penyu dewasa mati.

Hasil penelitian ini sudah mereka sampaikan ke Pemkab Sambas.

Harapannya bisa diimplementasikan kepada nelayan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved