Contoh Doa Jumat dan Khutbah Tentang Rukun-Rukun Islam Sesuai Syariat

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  Khutbah Jumat merupakan bagian penting dari pelaksanaan ibadah Sholat Jumat. Ibadah ini tidak hanya menjadi kewajiban bagi kaum muslim laki-laki, tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat iman, memperluas wawasan keislaman, serta mempererat ukhuwah antarsesama umat.

Sebelum Sholat Jumat dilaksanakan, khatib akan menyampaikan khutbah yang terdiri dari dua bagian: khutbah pertama dan khutbah kedua. Keduanya memiliki susunan dan tata cara yang telah diatur dalam syariat Islam.

Dalam pelaksanaannya, khutbah Jumat memiliki rukun-rukun yang wajib dipenuhi, karena tanpa terpenuhinya rukun tersebut, khutbah dianggap tidak sah.

Berikut ini adalah lima rukun utama khutbah Jumat yang perlu diketahui:

1. Membaca pujian kepada Allah SWT (hamdalah) di setiap khutbah.

2. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Rasulullah.

3. Memberikan wasiat takwa, yaitu ajakan untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

4. Membacakan satu ayat Al-Qur’an, pada salah satu khutbah, baik khutbah pertama maupun kedua.

5. Mendoakan kaum mukmin dan mukminat pada khutbah kedua.

Selain lima rukun tersebut, khatib juga dianjurkan untuk menyampaikan khutbah dengan suara yang jelas, berdiri, serta memberikan nasihat yang bermanfaat bagi jamaah.

• 24 Desember Memperingati Apa? Ini Deretan Hari Besar Nasional dan Internasionalnya

Setelah khutbah pertama selesai, khatib disunnahkan duduk sejenak sebelum melanjutkan ke khutbah kedua. Dalam khutbah kedua, selain memperbanyak doa dan pengingat akan akhirat, khatib juga mendoakan keselamatan dan ampunan bagi seluruh umat Islam.

Berikut ini contoh doa yang sering dibacakan dalam khutbah Jumat, baik pada khutbah pertama maupun khutbah kedua:

Doa Khutbah Pertama:
“Allahumma a‘izzal Islâma wal muslimîn, wa adzillasy-syirka wal musyrikîn, wa dammir a‘dâaka a‘dâad-dîn.”
(Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin, hinakanlah kemusyrikan dan orang-orang musyrik, serta binasakanlah musuh-musuh-Mu, musuh-musuh agama-Mu.)

Doa Khutbah Kedua:
“Allahummaghfir lil muslimîna wal muslimât, wal mu’minîna wal mu’minât, al-ahyâ`i minhum wal amwât.”
(Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.)

Melalui khutbah Jumat, diharapkan umat Islam dapat mengambil hikmah dan pengingat untuk selalu memperbaiki diri, memperkuat ketakwaan, serta mempererat hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Contoh Khutbah 

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Jamaah rohimakumulloh

Alhamdulillah kita bakal menyambut tahun bari Islam pada Bulan Muharram 1444 H yang sudah didepan mata. Perlu kita syukuri karena bulan Muharram termasuk bulan yang mulia.

Menurut Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshîrah juz 2 halaman 6, bulan Muharram adalah bulan yang mulia derajatnya. Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini. Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah 36.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS at-Taubah: 36)

Dijelaskan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Fakhrir Razi juz 16 halaman 53 bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Beliau menyatakan:

وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً

Artinya: “Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak."

• Contoh Teks MC Pembawa Acara Lamaran Bahasa Jawa Simpel, Sopan di Tahun 2025

Hadirin rohimakumulloh

Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah. Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari Asyura.

Di hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, Juz 8 halaman 9 menjelaskan sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslim:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ