Produsen Tempe Berusia 19 Tahun di Pontianak Terima Sertifikat Halal di Kegiatan MikroDOTS

“Usaha tempe saya ini dari tahun 2001. Usaha dari orang tua saya, saya melanjutkan,” katanya. 

Penulis: Peggy Dania | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/PEGGY DANIA
PRODUSEN TEMPE - Teguh Dwijayanto, Produsen Tempe, saat diwawancarai di area Car Free Day Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Minggu 23 November 2025. 
Ringkasan Berita:
  • Saya ini dikasihnya sertifikat halal sekitar tiga atau empat hari yang lalu. Hari ini untuk pengambilannya saja.
  • Teguh mengaku mengetahui kewajiban sertifikasi halal dari pihak Dapur tempat yang menjadi salah satu target pemasaran produknya.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Teguh Dwijayanto, salah satu pelaku UMKM yang hadir pada kegiatan MikroDOTS Sunday di area Car Free Day (CFD) Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Minggu 23 November 2025

Teguh datang untuk mengambil sertifikat halal usahanya yang telah diproses beberapa hari sebelumnya.

“Saya ini dikasihnya sertifikat halal sekitar tiga atau empat hari yang lalu. Hari ini untuk pengambilannya saja,” ujarnya kepada tribunpontianak.co.id. 

Teguh mengaku mengetahui kewajiban sertifikasi halal dari pihak Dapur tempat yang menjadi salah satu target pemasaran produknya.

“Awalnya itu kan punya usaha tempe, lalu kami ini kan berusaha untuk masuk berkembang. Terus masukkan ke dalam dapur jadi kami itu tau dari dapur. Dapur itu memberi syarat untuk Agar membuat sertifikat halal agar bisa masuk ke tempat itu memasukkan barang-barang ke sana harus ada sertifikat halal,” jelasnya. 

LP3H EWI Sosialisasikan Sertifikasi Halal di CFD Pontianak, Target Wajib Halal 2026

Meski baru berusia 19 tahun, Teguh adalah penerus usaha tempe keluarganya yang sudah berjalan sejak 2001.

“Usaha tempe saya ini dari tahun 2001. Usaha dari orang tua saya, saya melanjutkan,” katanya. 

Ia menjual tempe daun di Jalan Sepakat yang sudah cukup dikenal masyarakat setempat.

“Kalau orang Sepakat pasti tahu. Tempenya tempe daun, diolah dari kedelai, direbus, dipecahkan, buang kulit, dikasih ragi, terus dicetak dan difermentasi,” terangnya.

Dalam sehari, ia bisa memproduksi tempe dengan omzet mencapai sekitar Rp300 ribu meski jumlah tersebut tidak selalu stabil.

Selain berjualan, Teguh juga masih menjalani magang sambil sekolah.

Ia mengaku senang bisa menerima sertifikat halal sekaligus bertemu langsung dengan banyak pihak dari lembaga pemerintah dan pendamping UMKM. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved