Bang Bai, Penjual Es Tebu yang Menyimpan Tabungan Masa Depan Anak
"Awalnya saya ikut orang, tapi sejak 2001 saya buka sendiri usaha jualan es tebu. Sampai sekarang masih tetap sama, tidak pernah berpindah usaha,"
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sebut saja Bang Bai, panggilan akrab seorang pria berwajah ramah yang saban hari terlihat menjajakan es tebu di kawasan Universitas Tanjungpura, Jalan Raya Nasional, Pontianak, Minggu 14 September 2025.
Senyumnya tak pernah lepas meski sejak pagi hingga larut malam ia harus melayani pelanggan yang datang silih berganti.
Bang Bai adalah warga asli Pontianak, tinggal di kawasan Imbon. Ia mulai mengenal dunia usaha sejak tahun 1998.
Kala itu, ia masih bekerja pada orang lain dengan gaji pas-pasan. Perlahan, semangat mandiri membawanya membuka usaha sendiri di tahun 2001.
"Awalnya saya ikut orang, tapi sejak 2001 saya buka sendiri usaha jualan es tebu. Sampai sekarang masih tetap sama, tidak pernah berpindah usaha," kenangnya.
• Warung Seulanga Hadirkan Cita Rasa Aceh di Kota Pontianak
Meski sederhana, usaha es tebu itu menghidupinya. Dari penghasilan yang kadang mencapai Rp700 ribu hingga Rp800 ribu per hari saat cuaca cerah atau musim wisuda, Bang Bai bisa membiayai keluarga kecilnya.
Namun, jika hujan turun, ia hanya bisa mengantongi Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.
"Yang bikin berat itu kalau hujan, jualan jadi sepi. Makanya sekarang saya tambah jualan tahu gejrot sama es jeruk biar ada pemasukan tambahan," tuturnya sambil tersenyum.
Bang Bai menikah pada tahun 2004 dan kini memiliki dua anak laki-laki. Anak sulungnya sudah bekerja di minimarket, sementara si bungsu masih duduk di bangku SMP.
Istrinya tidak ikut berjualan, namun selalu setia membantu menyiapkan kebutuhan dagangan dari rumah.
"Istri cuma bantu nyiapin barang-barang. Jadi saya tinggal belanja ke pasar, lalu langsung turun jualan. Gerobaknya kan sudah stay di sini," jelasnya.
Lokasi jualannya pun penuh cerita. Dahulu ia berjualan di depan Fakultas Kehutanan UNTAN, namun kemudian dipindahkan ke dekat masjid yang hingga kini tetap ia tempati.
Bagi Bang Bai, menjual es tebu punya keistimewaan tersendiri.
"Es tebu ini simpel. Tidak diolah dari rumah, tinggal bawa tebu, kupas, langsung jual. Airnya alami, tanpa campuran apa-apa. Paling cuma tambah es batu saja," katanya.
Meski biaya sewa lapak di kawasan UNTAN kini mencapai Rp500 ribu per bulan, Bang Bai tetap bersyukur.
Pedagang Es Tebu
Pontianak
Berita Terbaru Tribun Pontianak
Kalimantan Barat
Kalbar
Minggu 14 September 2025
Saksikan Kemeriahan MTQ di Kapuas Hulu, Bupati Sintang: Semoga Berjalan Lancar |
![]() |
---|
DPRD Pontianak Dukung Subsidi BPJS Ketenagakerjaan untuk Ojol, Minta Operator Ikut Berkontribusi |
![]() |
---|
5 Mitos Terseram Paling Terkenal di Ketapang, Cerita Nomor 3 Pernah Viral se-Indonesia |
![]() |
---|
Polres Sambas Sertijab Mutasi Jabatan Perwira, Kapolres AKBP Wahyu Jati Sebut Bentuk Penyegaran |
![]() |
---|
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus Minta Anggaran Inpres Jalan Daerah Ditambah di APBN 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.