Dexa, Perempuan Kalbar yang Persembahkan Teater hingga Jepang dan Lombok

Dexa sempat tidak diperbolehkan kuliah di jurusan seni. Ia lebih dulu masuk Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura pada 2009.

Penulis: Peggy Dania | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
SUTRADARA KALBAR - Siti Dexara Hachika. Aktor sekaligus sutradara teater asal Kalbar ini pertama kali mengenal seni peran saat masih duduk di bangku SD. 

“Alhamdulillah saya disupport sama suami saya yang benar-benar support dalam berkesenian. Kadang anak saya saya bawa latihan atau kerja ke luar kota. Kalau tidak bisa, anak saya tinggal sama neneknya, atau omanya,” ungkapnya.

Selama perjalanan kariernya, Dexa telah berpentas di berbagai daerah seperti Jambi, Bengkulu, Lampung, Padang, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Papua, dan Bali, Yogyakarta, Jakarta, Semarang dan Tentunya Kalbar. Di luar negeri, ia pernah tampil di Singapura dan Jepang.

“Di Singapura itu dua kali, 2015 sama 2016. 2015-nya tuh Asia Pacific Barang Festival, APB. Lalu kalau di 2019-nya itu SIVA Singapura International Festival of Art. Kalau di Jepang dari 2016 sampai 2019,” katanya.

Baru-baru ini, Dexa lolos Open Call Festival Teater Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

“Ini festival pertama kali yang diadakan. Jadi proses kurasinyya ternyata ada 180 pesarta. Alhamdulillah saya lolos mewakili Kalimantan Barat, Pontianak khususnya. Ceritanya ngangkat tentang perempuan dan kuli kontrak  Karena harus beradaptasi dari Novel jadi saya memilih novel Mirah dari Banda karya Ibu Hanna Rambe. Pentasnya nanti di Mataram tanggal 10 sampai 12 Desember,” ujarnya.

Namun, di balik segala pencapaiannya, Dexa mengaku tantangan terbesarnya adalah mencari dukungan sponsor untuk karya seni.

“Kesulitannya banget dapat sponsor, apalagi buat ke Lombok ini kan wakilin Kalbar. Untuk ngajuin bantuan dana ke pemerintah tuh susah banget,” keluhnya.

Ia mencontohkan pengalaman serupa saat menggelar pementasan Tedak Puan  di Port99 Pontianak

“Aku kan kemarin buat pentas Tedak Puan soal Sakralitas Tato bagi perempuan Suku Dayak Kayan Peandalaman di Port99

Itu aku udah buat pertunjukannya sama buat film dokumenternya,” tambahnya. 

Pertunjukan tersebut mendapat dukungan dari Bakti Budaya Djarum Foundation. 

“Kebetulan kan kalau bakti budaya kan memang support soal kebudayaan ya,” ucapnya. 

Dexa berharap dukungan serupa juga bisa datang dari pemerintah. 

“Kalau di Kalimantan ini susah banget yang support soal kebudayaan. Tapi kalau olahraga lebih banyak dapat support Pemerintah,” pungkasnya.


Nama: Siti Dexara Hachika 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved