‎Perbaikan Sekolah Dikebut, Kadisdik Kayong Pastikan 113 Paket Rampung Sebelum 2025 Berakhir

Kami berharap hasilnya benar-benar bermanfaat. Kalau bangunannya bagus, fasilitasnya baik, ini akan menunjang pendidikan anak-anak kita

Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FAISAL ILHAM MUZAQI
BERI KETERANGAN - Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara, Jumadi Gading, saat di wawancara Tribun Pontianak di ruang kerjanya, Kantor Dinas Pendidikan, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Jumat 21 November 2025. Jumadi memastikan sekolah tersebut turut masuk dalam prioritas perbaikan dengan kategori rehabilitasi berat pada tahun ini. 
Ringkasan Berita:
  • ‎Ia menjelaskan, terdapat tujuh sekolah yang menerima dana revitalisasi atau rehabilitasi dari pemerintah pusat dengan nilai anggaran relatif besar.
  • ‎Ia juga mengingatkan seluruh rekanan agar bekerja sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta standar teknis yang berlaku.

‎‎TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Upaya pembenahan infrastruktur pendidikan di Kayong Utara memasuki babak paling krusial.

Dinas Pendidikan memastikan 113 paket perbaikan sekolah yang tersebar di enam kecamatan mulai dikebut untuk diselesaikan sebelum tahun 2025 berakhir.

‎Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara, Jumadi Gading, mengatakan seluruh paket pekerjaan tersebut dibiayai melalui APBD Perubahan dan dana pusat yang masuk lewat program revitalisasi maupun rehabilitasi, yang disalurkan langsung kepada kepala sekolah dan komite.

‎Ia menjelaskan, terdapat tujuh sekolah yang menerima dana revitalisasi atau rehabilitasi dari pemerintah pusat dengan nilai anggaran relatif besar.

‎"Ada tujuh sekolah yang mendapatkan bantuan revitalisasi langsung dari pusat. Salah satunya sekolah di Matan, Kecamatan Simpang Hilir, yang menerima dana bantuan lebih dari satu miliar rupiah," ujar Jumadi saat dikonfirmasi Tribun Pontianak, Jumat 21 November 2025.

‎Jumadi juga menegaskan bahwa fokus perbaikan pada tahun 2025 lebih diarahkan pada pembangunan dan perbaikan Rumah Dinas Guru (RGS).

‎Prioritas ini diberikan kepada daerah kepulauan, mengingat banyak tenaga pengajar yang tidak memiliki tempat tinggal layak.

Angkat Ikon Lidah Buaya, Kontingen Dinas Pendidikan Pontianak Meriahkan Karnaval Khatulistiwa 2025


‎"Kita fokuskan ke daerah kepulauan. Mengapa? Karena memang banyak sekali guru-guru kita di sana yang belum memiliki rumah," jelasnya.

‎Sejumlah wilayah penerima alokasi perbaikan RGS mencakup Kepulauan Karimata, Pulau Maya, hingga desa-desa terpencil seperti Serutu, yang meski hanya memiliki sembilan siswa tetap menjadi perhatian pemerintah daerah.

‎Jumadi menambahkan, sebagian besar dari 113 paket pekerjaan tersebut merupakan proyek rehabilitasi, bukan pembangunan baru. Seluruh pekerjaan tergolong paket kecil dengan durasi pengerjaan sekitar 30 hingga 40 hari.

‎Satu diantara lokasi yang mendapat penanganan mendesak adalah SD 33 Simpang Hilir (Nipah Kuning) yang mengalami kerusakan atap parah dan kerap bocor. Seluruh proyek rehabilitasi ditargetkan tuntas pada tahun ini. 

‎Ia juga mengingatkan seluruh rekanan agar bekerja sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta standar teknis yang berlaku.

‎"Kami berharap hasilnya benar-benar bermanfaat. Kalau bangunannya bagus, fasilitasnya baik, ini akan menunjang pendidikan anak-anak kita," tegasnya.

‎Sementara itu, untuk SDN 32 Jelutung di Kecamatan Simpang Hilir yang mengalami kerusakan cukup parah, Jumadi memastikan sekolah tersebut turut masuk dalam prioritas perbaikan dengan kategori rehabilitasi berat pada tahun ini.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved