Pembunuhan di Kayong Utara

KEJANGGALAN Kasus Pembunuhan Mirawati di Kayong Utara, Keluarga Ungkap Fakta Mengejutkan

Keluarga mengaku masih merasa janggal dengan penyimpulan bahwa kematian Mirawati adalah karena pencurian.

|
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FAISAL ILHAM MUZAQI
KASUS PEMBUNUHAN -  Jaitun (kiri) bersama keponakannya saat ditemui di kediamannya di Jalan Sungai Gali, Pangkalan Buton, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Rabu 29 Oktober 2025. Ia mengungkapkan berbagai kejanggalan terkait kasus pembunuhan anaknya, Mirawati. 
Ringkasan Berita:‎Jaitun juga mempertanyakan mengapa dirinya tidak pernah mendapat pemberitahuan resmi dari polisi mengenai penangkapan hingga kematian pelaku berinisial KN.
 

 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Kasus pembunuhan Mirawati (27) seorang karyawan perusahaan yang ditemukan tewas berlumuran darah di mess perusahaan tempat ia bekerja di Lubuk Batu, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat menyisakan misteri baru bagi keluarga.

Sebelumnya, terduga pelaku pembunuhan Mirawati bernisial KN (28) berhasil ditangkap pada Selasa 28 Oktober 2025 di Kalimantan Tengah.

Keluarga mengaku masih merasa janggal dengan penyimpulan bahwa kematian Mirawati adalah karena pencurian.

‎‎Ibu korban, Jaitun, menilai banyak kejanggalan dalam peristiwa yang merenggut nyawa anaknya itu.

‎‎Ia mengaku sulit memahami penjelasan bahwa pelaku hanya berniat mencuri.

‎‎“Kalau betul dia mau mencuri, kenapa hanya anak saya yang jadi korban? Di mes itu ada dua orang, tapi yang satu tidak apa-apa. Barang-barang lain tidak diambil, motor anak saya yang di curi malah dibakar. Tak masuk di akal kalau cuma mau mencuri,” ungkap Jaitun dengan suara bergetar kepada  Tribun Pontianak, Rabu 29 Oktober 2025.‎

‎Jaitun juga mempertanyakan mengapa dirinya tidak pernah mendapat pemberitahuan resmi dari polisi mengenai penangkapan hingga kematian pelaku berinisial KN.

‎Kasus Pembunuhan Mirawati Masih Misteri, Keluarga Ungkap Banyak Kejanggalan

‎Ia menuturkan, kabar meninggalnya pelaku justru ia dapatkan dari orang lain, bukan dari aparat kepolisian.

‎‎“Kami tahunya dari orang lain, bukan dari polisi. Kami ingin tahu benar, kenapa bisa meninggal. Jangan-jangan dia tidak sendiri,” ujarnya penuh curiga. 

‎‎Menurut Jaitun, seharusnya pihak kepolisian menghubungi keluarga secara langsung untuk menyampaikan perkembangan kasus, termasuk kondisi pelaku.

‎‎Sebelumnya, ia bahkan sempat berpesan agar pelaku ditangkap dalam keadaan hidup, karena ingin bertanya langsung mengenai motif sebenarnya.

‎‎“Seharusnya perwakilan pihak polisi datang kerumah atau menelpon untuk memberikan kabar ini, Saya juga sudah pesan, kalau pelakunya ketemu jangan langsung diapa-apakan. Tangkap hidup-hidup saja, saya ingin tahu kenapa anak saya sampai dibunuh begitu sadis,” tuturnya.

‎‎Kejanggalan itu bukan hanya soal Jaitun yang tidak mendapat informasi mengenai penangkapan maupun kondisi K yang telah meninggal dunia.

‎‎Pihak keluarga juga terkejut karena lokasi kejadian, atau mess tempat Mirawati ditemukan dalam keadaan bersimbah darah, telah dibersihkan tanpa sepengetahuan mereka.

‎‎Padahal, Jaitun dan keluarga belum sempat melihat kondisi terakhir kamar anaknya sebelum dibersihkan.

‎‎“Pas kami datang, darahnya sudah hilang, dindingnya sudah dicat. Padahal belum ada kejelasan apa-apa. Kami merasa ada yang ditutup-tutupi,” katanya.

‎‎Ia juga menilai, seharusnya pihak keluarga dilibatkan atau minimal diberi kesempatan melihat kondisi terakhir kamar anaknya sebelum dilakukan pembersihan.

‎‎Meski pihak kepolisian menyatakan perkara akan dihentikan (SP3) karena pelaku telah meninggal dunia, Jaitun berharap penyelidikan tetap dilanjutkan untuk memastikan tidak ada pihak lain yang terlibat.

‎‎“Saya belum bisa terima sebelum tahu seluruh kebenarannya. Selama itu belum jelas, hati saya tidak akan tenang," tegasnya. 

‎‎Jaitun menaruh kecurigaan cukup dalam terhadap kasus ini. Ia menduga pelaku tidak bertindak seorang diri, dan meyakini ada pihak lain yang terlibat di balik kematian anaknya.

‎‎“Tak mungkin dia sendirian. Saya yakin ada orang lain di balik semua ini,” pungkasnya.

‎Terduga Pelaku Pembunuhan Mirawati Dinyatakan Meninggal Dunia

Fakta-fakta Penangkapan KN

Berikut fakta-fakta dibalik penangkapan KN:

Lokasi Penangkapan

KN ditangkap di wilayah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah pada Selasa 28 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB.

Kasat Reskrim Polres Kayong Utara, Iptu Hendra Gunawan membenarkan penangkapan KN itu.

‎“Iya benar, pelaku sudah ditangkap di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah," ujar Kasat Reskrim Polres Kayong Utara, Iptu Hendra Gunawan saat dikonfirmasi TribunPontianak.co.id via Whatsapp, Selasa 28 Oktober 2025.

 AKHIR Pelarian Terduga Pembunuh Mirawati di Kayong Utara, Kabur dari Polisi 317 Km Selama 2 Bulan

Sebagai informasi Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah berada 317 km dari lokasi Desa Lubuk Batu, Kecamatan Simpang Hilir, Kayong Utara, wilayah yang jadi TKP pembunuhan Mirawati.

Kronologi Penangkapan

Penangkapan KN dilakukan selama kurang lebih 11 hari setelah pembentukan tim gabungan dari Polres Lamandau, Polres Kotawaringin Barat, serta Jatanras Polda Kalteng.

‎"Kita dari Kayong selama 11 hari melakukan pengejaran, dibantu Polres Lamandau, Polres Kotawaringin Barat, dan Jatanras Polda Kalteng,” katanya. 

KN Ternyata Residivis

Terungkap kalau KN ternyata seorang residivis kasus pencurian dan pembunuhan.

Ia juga residivis kasus pembunuhan terhadap anggota Polri pada tahun 2014 silam.

 FAKTA Mengejutkan Penangkapan Terduga Pembunuh Mirawati di Kayong Utara, KN Pernah Bunuh Polisi

KN Jalani Pemeriksaan

Saat ini KN masih berada di Polres Lamandau untuk proses pemeriksaan awal dan akan segera dibawa ke Kayong Utara.

‎“Paling lambat besok sudah dibawa ke Kayong,” tambah Hendra.

KN Diduga Bakar Motor Mirawati

Motor Mirawati yang sebelumnya ditemukan terbakar pada Jumat 10 Oktober 2025 diduga dilakukan oleh KN.

Kapolres Kayong Utara, AKBP Adi Prabowo mengungkap pihaknya berhasil menemukan motor Mirawati di wilayah Lamandau, Kalimantan Tengah.

‎“Motor ditemukan dalam kondisi sudah terbakar di tengah kebun. Diduga pelaku sengaja membakarnya untuk menghilangkan jejak. Namun, plat nomor dan rangka masih bisa dikenali dan dipastikan milik korban,” ungkap AKBP Adi saat dihubungi TribunPontianak.co.id, Jumat 10 Oktober 2025.

‎Selain sepeda motor, telepon genggam korban yang sempat dilaporkan hilang hingga kini belum ditemukan.

Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi, mulai dari keluarga, tetangga, hingga warga yang sempat melihat seseorang mengendarai motor milik korban.‎

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved