Laka Maut Simpang Brimob

HISTERIS Perawat Taman Tewas Tertabrak Truk di Simpang Brimob, Keluarga Syok

Seorang pengendara sepeda motor, Edy Sunanto (57) meninggal dunia kecelekaan usai tertabrak truk kecelakaan dengan sebuah truk.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/CHRIS HAMONANGAN PERY PARDEDE
KELUARGA KORBAN - Menantu korban, Ajizul Syawal (29), saat ditemui di kawasan Polres Kubu Raya, Jalan Mayor Alianyang, Kecamatan Sungai Ambawang, pada Senin, 27 Oktober 2025. Seorang pengendara sepeda motor, Edy Sunanto (57) yang merupakan mertuanya, meninggal dunia kecelekaan usai tertabrak truk kecelakaan dengan sebuah truk pada Sabtu, 25 Oktober 2025 malam. 

"Truk itu kayak mau ngejar lampu hijau, jadi gak sadar kalau ambulance di depannya berhenti. Almarhum yang posisinya di belakang ambulans akhirnya tertabrak dari belakang," kata Ajizul.

Korban sempat dilarikan ke RS Kartika Husada dalam keadaan sadar dan masih sempat mengerang kesakitan. 

Namun, setelah mendapatkan perawatan selama kurang lebih setengah jam, kondisinya tiba-tiba menurun. 

Saat pihak keluarga sedang mengurus administrasi pemindahan ke Rumah Sakit Antonius atas permintaan dokter, korban dinyatakan meninggal dunia sebelum sempat dipindahkan.

"Waktu di UGD, masih sempat merintih. Saya di sana sekitar setengah jam sebelum ke Polres Kubu Raya untuk urus administrasi. Tapi pas saya di Polres, dokter telepon bilang minta segera diselesaikan administrasinya karena mau dipindahkan ke RS Antonius. Tapi sebelum sempat dipindahkan, beliau meninggal dunia," tutur Ajizul. 

Menurut Ajizul, ibu mertua dan anak ketiga korban masih sempat bertemu almarhum, sementara istrinya hanya sempat melihat tanpa bisa berkomunikasi, dan dua anak lainnya, termasuk si bungsu, tidak sempat bertemu sama sekali.

Keluarga sangat terpukul dan tidak menyangka karena korban dalam kondisi sehat sebelum kejadian. 

Ajizul mengucapkan bahwa kabar duka tersebut membuat pihak keluarga shock dan sulit berkata-kata. 

"Pasti kaget dan terpukul, karena almarhum ini sehat. Gak ada sakit apa-apa, jadi waktu dengar kabar kecelakaan itu semua langsung syok," ujarnya.

Menurut Ajizul, dua anak korban, yakni anak laki-laki dan si bungsu, sempat histeris saat mengetahui kabar meninggalnya sang ayah. 

"Kalau yang cowok itu kayak belum rela melepas almarhum, sementara yang bungsu memang dekat sekali dengan ayahnya. Setiap berangkat dan pulang sekolah selalu cium pipinya, dipeluknya. Begitu tahu ayahnya meninggal, dia langsung pingsan dan sampai sekarang masih agak syok, tapi alhamdulillah mulai siang tadi sudah mau makan," kata Ajizul.
 
Sementara itu, istri korban yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh cuci dan petani mengalami shock berat. 

Sebelum kejadian, sang istri sempat meminta almarhum mengambil beras hasil gilingan di Parit Baru. 

"Awalnya istrinya mau ikut, tapi almarhum bilang biar dia sendiri saja. Gak lama kemudian, dapat kabar kecelakaan, langsung histeris dia," tambahnya. 

Ajizul juga mengaku sempat merasakan firasat sebelum kejadian. 

"Malam sebelum Sabtu itu, saya ngerasa tangan kayak nempel di dada, kayak orang meninggal gitu, gak bisa lepas. Besoknya ternyata beliau meninggal. Saya gak mau mengaitkan, tapi memang terasa aneh," ucapnya. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved