Kecelakaan Maut Bengkayang

“Aku Sayang Emak” Doa Terakhir Euis Karlina Siswi SMK Pontianak Meninggal Usai Ditabrak Avanza Putih

"Mak, Aku Mau ke Singkawang” itulah kata-kata yang terlempar dari bibir gadis 18 tahun ketika izin untuk berlibur bersama teman-temannya.

Editor: Syahroni
Istimewa
KORBAN LAKA - Keadaan korban laka yang meninggal dunia diduga akibat tabrak lari, pada Sabtu 11 Oktober 2025 sore, yang terjadi di Jalan Sungai Duri, wilayah Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang. Sepupu korban, Beni mengisahkan tanda-tanda sebelum kepergian Euis Karlina Saputri. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Duka masih menyelimuti keluarga besar almarhumah Euis Karlina Saputri (18), siswi SMK asal Pontianak yang menjadi korban tabrak lari mobil Avanza putih di Jalan Sungai Duri, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, Sabtu 11 Oktober 2025 sore.

Hari yang seharusnya penuh tawa menjelang masa magang justru berubah menjadi perpisahan terakhir.

Euis, yang dikenal ceria dan disayangi banyak teman, berpulang dengan cara yang tragis sehari sebelum ia memulai langkah baru dalam hidupnya sebagai siswi magang.

“Mak, Aku Mau ke Singkawang” itulah kata-kata yang terlempar dari bibir gadis 18 tahun ketika izin untuk berlibur bersama teman-temannya.

Abang sepupu Euis, Beni, masih mengingat jelas percakapan terakhir sepupunya itu.

Baca juga: Oca Fahira Pulang untuk Selamanya, Tangis Pilu Iringi Jenazah Oca Ketika Diturunkan ke Liang Lahat

Hari itu, Euis berpamitan kepada sang ibu untuk pergi ke Singkawang bersama teman-teman sekolahnya.

“Dia bilang ke mamaknya, ‘Mak, aku mau ke Singkawang’. Padahal mamaknya udah melarang secara halus. Tapi dia jawab, ‘Kapan lagi Mak, aku ngumpul sama kawan-kawan aku,’” kenang Beni dengan suara bergetar saat ditemui di rumah duka, Senin 13 Oktober 2025.

Tak ada yang menyangka, kalimat sederhana itu akan menjadi kata pamit terakhir dari Euis kepada ibunya.

Tanda-Tanda dan Firasat Sebelum Kejadian

Menurut Beni, beberapa hari sebelum kecelakaan, Euis menunjukkan perubahan yang tak biasa.

Biasanya suka berdandan, tapi di hari terakhir sekolah, ia tampil sederhana tanpa make up.

Baca juga: NGERI! Ditegur Ayah Saat Waktu Salat Zuhur, Pemuda Kubu Raya Naik Pitam Tebas Orangtua dengan Parang

“Hari Jumat itu banyak yang bilang dia cantik banget. Teman-teman dan gurunya juga ngomong begitu. Kayak ada seri-seri wajahnya,” ujar Beni.

Sang ibu, kata Beni, juga sempat memiliki firasat buruk.

Pada Jumat sebelum kejadian, ia memberikan air dari cucian kakinya untuk diminum anaknya sebuah tradisi keluarga mereka sebagai bentuk doa dan perlindungan.

“Mamak udah punya firasat. Hari Jumat itu dia kasih air itu ke Euis. Tapi mamak gak berani bilang apa-apa karena takut mendahului,” katanya lirih.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved