Risiko vulkanik: Mengapa Gunung Merapi belum dibuka?
Berbeda dengan Semeru, alasan penutupan Gunung Merapi bersifat geologis dan keselamatan.
Hingga 17 Agustus 2025, jalur pendakian Merapi tetap ditutup, sebagaimana disampaikan oleh Muhammad Wahyudi, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi.
“Status Gunung Merapi masih level tiga atau Siaga. Aktivitas vulkanik tinggi, ada potensi guguran lava dan awan panas,” jelas Wahyudi.
Dalam surat resmi yang diterbitkan pada 4 Agustus 2025, pihak taman nasional menegaskan bahwa pendakian tidak akan dibuka hingga kondisi dinilai aman.
Ini menjadi pengingat bahwa mendaki gunung bukan hanya soal keberanian, tetapi juga pemahaman terhadap risiko.
• Video 3 Kreator Konten Malaysia yang “Beramal” dengan Tulang Ayam Picu Amarah Publik
Pemulihan ekosistem: Mengapa jalur Thekelan Gunung Merbabu ditutup?
Gunung Merbabu, yang terkenal dengan pemandangannya yang memesona, juga mengalami penutupan, namun hanya pada jalur Thekelan.
Penutupan berlangsung selama sebulan penuh, dari 1 hingga 31 Agustus 2025, dengan tujuan penataan jalur dan pemulihan ekosistem.
“Jalur Thekelan terdampak cukup besar akibat kebakaran hutan tahun lalu. Perlu antisipasi untuk mencegah kejadian serupa,” ungkap Chomsatun Rohmaningrum, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I.
Meski demikian, jalur pendakian lainnya seperti Wekas dan Suwanting tetap dibuka, memberi alternatif bagi pendaki yang tetap ingin merayakan 17 Agustus di puncak Merbabu.
Alasan administratif: Mengapa Gunung Gede Pangrango tutup meski tak ada bencana?
Gunung Gede Pangrango juga termasuk dalam daftar gunung yang menutup jalur pendakiannya pada 17 Agustus 2025.
Namun hingga kini, belum ada keterangan resmi mengenai alasan penutupan dari pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
“Informasi sementara, pendakian ditutup,” singkat pihak Humas TNGGP.