TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalbar berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dan swasta.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua AMSI Nasional Upi Asmaradhana saat Konferwil AMSI Kalbar ke 3.
Menurutnya AMSI tentu saja bukan sekadar wadah bagi para pelaku media online, tetapi juga sebagai benteng terakhir untuk menjaga integritas informasi yang benar, bermutu, dan beretika.
"Ini bukan sekadar retorika politik atau harapan kosong tanpa dasar. Melainkan sebuah panggilan zaman. Di mana kebutuhan akan informasi yang valid semakin mendesak di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu dan ancaman disinformasi yang merajalela," katanya
Ia mengatakan Visi misi AMSI adalah bagaimana meningkatkan kualitas jurnalisme sekaligus mendorong keberlangsungan bisnis media anggotanya agar tetap terus jalan.
"Hal ini sesuai dengan tagline AMSI yaitu berkualitas kontennya, sehat bisnisnya,” ujar Upi Asmaradhana
Menjaga Kesehatan Bisnis Media di Tengah Badai Global
Situasi dunia saat ini memang tak bisa dipandang sebelah mata. Peperangan yang masih berkecamuk di berbagai wilayah, gejolak ekonomi global.
• PROFIL dan Program Pasangan Muhlis Mursalin Pasca Didapuk Menahkodai AMSI Kalbar Periode 2025-2029
Hingga dampak berkelanjutan dari pandemi telah membawa gelombang besar perubahan pada industri media.
Banyak media massa yang kesulitan bertahan karena penurunan pendapatan iklan, perubahan pola konsumsi pembaca, serta dominasi platform digital raksasa asing.
Dalam kondisi seperti ini, dukungan dari pemerintah daerah, Forkompinda, stakeholder, dan sektor swasta menjadi vital.
“Kami harapkan ini bisa menjadi atensi khusus pemerintah daerah, forkompinda, stakeholder serta swasta untuk membantu AMSI Kalbar,” kata Upi Asmaradhana.
Yang menarik, AMSI bukan hanya bicara soal eksistensi media, tetapi juga soal transformasi digital.
Organisasi ini sadar betul bahwa ekosistem digital kini menjadi pusat utama aktivitas media.
Karenanya, mereka tak hanya ingin menjadi penonton di era digitalisasi, tetapi ingin menjadi pelaku utamanya—yang turut menciptakan narasi-narasi positif dan membangun.