Ya Allah, Begini Benar Jadi Kader BPJS

Penulis: Nasaruddin
Editor: Nasaruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CERITAKAN PENGALAMAN - Kader Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan Kubu Raya, Kalimantan Barat, Susi Sri Untarsih (tengah) saat bercerita pengalamannya selama menjadi kader JKN di kantor BPJS Kesehatan Kubu Raya, Jalan Arteri Supadio, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat 16 Mei 2025. Bagi Susi, menjadi kader JKN membuatnya punya pengalaman yang luar biasa.

Itulah yang menjadi alasannya memaksa keluar.

Namun setelah pulang ke rumah, istri peserta JKN itu mengalami kejang.

Lalu dibawa lagi ke rumah sakit yang sama dan diharuskan membayar. 

Pihak rumah sakit menyatakan, BPJS-nya tidak bisa digunakan karena sebelumnya meminta keluar sebelum selesai pengobatan.

"Dia sudah bayar BPJS Rp 4 juta lebih. Lalu saya datang ke rumahnya. Waktu itu saya tak lihat data lagi bahwa dia sudah bayar. Dia marah ke saya. Diasahkannya parang," cerita Eka dengan wajah serius.

Eka saat itu merasa ketakutan.

Jantungnya berdegup kencang.

Sempat terfikir, apakah dirinya masih bisa pulang ke rumah atau tidak.

Namun, dirinya tak beranjak dari tempat duduk.

"Saya harus terima. Tak boleh lari. Kalau lari, saya bohong. Tetapi kalau diam, saya kena parang. Jadi saya dengarkan dulu dia marah," katanya.

"Saya tetap duduk. Lalu saya jelaskan persoalannya, kenapa BPJS-nya tidak bisa digunakan. Saat itu ada juga anaknya yang laki-laki menahan orangtuanya," paparnya.

Setelah perbincangan alot, Eka memutuskan untuk membantu membawa pasien itu berobat ke rumah sakit lain.

"Kemudian, saya bantu bawa ke rumah sakit lain dan bisa menggunakan BPJS. Karena itulah saya selamat dari parang," katanya seraya tertawa.

Saat pulang, tak jauh dari rumah itu, Eka menghentikan sebentar kendaraannya dan menarik napas panjang.

"Saya bersyukur. Alhamdulillah masih ada nyawa saya," kata Eka seraya mengelus dada.

Menurutnya, sampai saat ini, masih menemukan peserta JKN yang marah saat ditagih.

Namun, sudah tak sengeri dahulu lagi.

"Sekarang sudah senang rasanya. Kalaupun masih ada yang marah, tidak seperti dulu lagi," kata Eka.

"Handphone kita yang sekarang tak kuat. Banyak yang menghubungi. Ada yang mau bayar, ada juga yang minta gratiskan, ada yang minta dibantu ke rumah sakit," katanya.

Meski bukan tugasnya, Eka tetap membantu.

"Kalau yang kesulitan membayar karena memang kondisi ekonomi, sekarang kan ada program Rehab namanya, kita bantu mengurusnya," lanjutnya.

"Begitu juga kalau ada yang meminta diantar berobat ke rumah sakit, kita bantu," ujarnya.

Kepala BPJS Kesehatan Kubu Raya, Juliantomo mengatakan, saat ini ada empat Kader JKN yang tugas utamanya melakukan penagihan ke peserta yang nunggak.

"Tugas kader JKN sebenarnya cukup menagih pembayaran tapi dengan etika bagus sehingga ada kepercayaan masyarakat," kata Juliantomo.

Setelah komunikasi dengan warga bagus, akhirnya kader JKN memberikan layanan penuh.

"Karena warga percaya, akhirnya mereka kerja full service. Tidak hanya menagih, tapi juga membantu membawa warga ke rumah sakit," ungkap Tomo.

Pada awal-awal bekerja, beragam keluhan muncul dari kader JKN.

Namun saat ini, semua sudah paham apa yang mesti dilakukan jika menemui kendala di lapangan.

Berita Terkini