Bahkan, mengatakan jika sakit akan menggunakan jalur umum.
"Waktu itu saya langsung permisi pulang. Iyalah pak, ndak apa apa. Saya permisi pulang dulu. Kata saya waktu itu," cerita Susi.
Dua minggu setelah kunjungannya, peserta yang menunggak itu berobat ke Puskesmas.
Susi yang mendapat kabar itu, datang menjenguk.
"Dia langsung minta cek jumlah tunggakan. Saya cek tunggakannya Rp 5 juta lebih, langsung dibayar," katanya.
Setelah itu, pasien tersebut juga minta tolong diantar ke rumah sakit.
"Setelah suaminya masuk rumah sakit, istrinya juga masuk rumah sakit," katanya.
Pikiran Susi berkecamuk antara kasihan dan kesal akibat perkataan pasien tersebut sebelumnya.
Namun dirinya tetap berpikir positif dan membantu pengurusan ke rumah sakit.
"Sewaktu ditolak, saya tak pernah doakan orang itu masuk rumah sakit. Saya hanya membatin, Ya Allah begini benar (gini banget) jadi kader BPJS. Udahlah nggak ada gajinya, digitukan lagi," katanya seraya tertawa lepas.
Setelah peristiwa itu, hubungan Susi dan peserta JKN tersebut terjalin baik hingga saat ini.
Penolakan dari peserta JKN yang menunggak, bukan itu saja yang dialami Susi.
Namun, meski masih ada beberapa penolakan hingga saat ini, dirinya sudah terbiasa menghadapi.
"Jadi kita santai," katanya.
Susi memaklumi penolakan yang dilakukan warga.