Kisah Uskup Emeritus Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap, Wariskan Semangat Membumi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Uskup Emeritus Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap. Menempuh perjalanan sejauh 539 kilometer, dari Sei Ayak di Kabupaten Sekadau hingga ke desa kecil Nyarumkop di Kalimantan Barat, Hieronymus belajar mengenal dunia yang lebih luas.

Kala masih di Sei Ayak, Herculanus sudah akrab bersahabat dengan alam. Malah, dia sadar diri sebagai bagian dari alam. 

Dia menyatu dengan alam. Dia suka memanjat pohon buah. Konon, pernah dia terjatuh dari pohon. 

Namun, tulang-belulangnya masih utuh. Dia memang tahan banting. Tiada cedera pada tubuh. Keadaan ini tidak pernah membuat dia jera. 

Dia suka membuat jerat burung. Sering kali dia menangkap burung punai, empuluk, dan pergam yang selalu di tempat yang tinggi. 

Bermain-main dengan anak burung termasuk hobi sejak kecil. 

Berburu hewan pun kesukaannya. Alam menjadi “rumah”, tempat bermain dan berekreasi. 

Masa kanak-kanak adalah masa paling indah. Hidup polos. 

Pikiran berat dan kusut belum muncul di kepala.                 

Kening kepala masih kencang. Kedekatan dengan alam membuatnya bisa tertawa lepas.

Bermain-main dalam alam sangat menarik. Kampung halaman masih hijau. 

Pohon hutan beraneka ragam. Cadangan oksigen melimpah. 

Air sungai masih segar. Polusi udara hampir tidak ada. Hidup serba berkecukupan.             
Keleluasaan hati meriangkan sukma dan pikiran. 

Kala bermain-main dalam alam luas dia mengagumi keindahan karya tangan Sang Pencipta. 

Kehadiran Pencipta memanggilnya untuk meninggalkan kampung halaman, ibarat Abraham, yang harus meninggalkan daerah Ur Kasdim, Irak Selatan, menuju tanah terjanji. 

Dia berani menanggapi panggilan itu dengan meninggalkan kampung halaman dan menuju lokasi baru yang belum pernah dikenal. 

Halaman
1234

Berita Terkini