TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seperti sebatang pohon tua yang telah meneduhkan banyak jiwa, dia kini terbaring tenang, meninggalkan dunia yang telah ia layani dengan cinta dan pengabdian yang tiada tara.
Uskup Emeritus Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap kemarin persis pada hari Senin 30 September 2024 diumumkan telah berpulang, 21:12 WIB yang dikabarkan secara resmi oleh pihak Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak.
Dia dilahirkan di desa Menawai Tekam, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, pada tanggal 5 Agustus 1937 sebagai putera ke-7 dari 17 bersaudara dari pasangan Pius Ria Ensoh dan Veronika Unsai.
Dari arsip Kapusin Pontianak, penulis menemukan salah satu catatan jejak beliau di bawah naungan hutan Kalimantan yang lebat, di mana sungai mengalir jernih dan pohon-pohon besar masih menaungi tanah, Uskup Hieronymus menemukan kedamaian dalam alam yang murni dan asri.
Kicauan burung yang riang dan riak air sungai yang bening menjadi saksi masa kecilnya yang penuh dengan kenangan akan kedekatan dengan alam.
Sejak dini, dia sudah menunjukkan ketangguhan jiwa.
Menempuh perjalanan sejauh 539 kilometer, dari Sei Ayak di Kabupaten Sekadau hingga ke desa kecil Nyarumkop di Kalimantan Barat, Hieronymus belajar mengenal dunia yang lebih luas.
Mendengar Kedalaman Jiwa
Tanpa kendaraan mewah, dia hanya ditemani oleh kaki-kaki yang kuat dan hati yang tegar.
Sungai-sungai, hutan belantara, dan jalanan berdebu menjadi teman setianya.
Namun, baginya, perjalanan itu bukanlah sekadar lintasan fisik, melainkan sebuah pelajaran tentang ketabahan, keberanian, dan panggilan hidup yang terus ia dengarkan di kedalaman jiwanya.
Kala masih di Sei Ayak, Uskup Hieronymus kecil (dalam catatan tersebut dituliskan) selalu bersahabat dengan alam.
Dia seolah menyatu dengan pepohonan, burung-burung, dan aliran sungai.
Memanjat pohon buah dan berburu burung punai adalah kebiasaannya.
Alam baginya bukan sekadar tempat, melainkan rumah.