Kasus ISPA Anak Masih Terkendali, RSUD dr Soedarso Waspadai Lonjakan DHF dan Campak

Penulis: Anggita Putri
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WASPADA CAMPAK - Foto Direktur RSUD dr Soedarso, Hary Agung saat meninjau Gedung Rawat Inap Anak RSUD dr Soedarso, pada 7 Agustus 2025.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Direktur RSUD Soedarso, Hary Agung Tjahyadi menyampaikan, pada bulan Juni tercatat 68 kasus ISPA anak, sedangkan pada Juli menurun menjadi 49 kasus.

Namun dikatakannya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso mencatat, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada anak selama masa kemarau masih dalam kondisi terkendali.

Meski sempat terjadi peningkatan jumlah kasus pada bulan Juni dan Juli, lonjakan tersebut dinilai tidak signifikan.

“Kami lihat dari bulan Juni–Juli memang ada sedikit peningkatan. Tapi itu tidak menunjukkan lonjakan yang signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” ujarnya usai meninjau Gedung Ruang Rawat Inap Anak, Kamis 7 Agustus 2025.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa faktor cuaca tentunya sangat berpengaruh terhadap tren kasus ISPA, terutama ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Namun memasuki Agustus yang mulai memasuki musim hujan, situasi dinilai cukup membantu menekan paparan asap karhutla yang menjadi salah satu pemicu utama gangguan pernapasan.

Sementara itu, kasus ISPA pada orang dewasa juga terpantau stabil.

“Kalau dewasa, dari Januari sampai Juli jumlah kasusnya tidak menunjukkan peningkatan,” lanjutnya.

Baca juga: Bhabinkamtibmas Polsek Pontianak Selatan Ajak Warga Kibarkan Merah Putih di Rumah Masing-Masing

Namun selain penyakit ISPA, Hary menyebut kasus diare baik pada anak-anak maupun dewasa juga tidak menunjukkan lonjakan akibat musim kemarau atau dampak karhutla.

Akan tetapi ,  ia mengingatkan potensi ancaman penyakit lain yang mulai muncul dan perlu diwaspadai.

“Saat ini, yang harus kita antisipasi adalah kasus Demam Berdarah Dengue (DHF). Perubahan cuaca ke musim hujan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kasus,” jelasnya.

Menurut catatan RSUD Soedarso, dalam beberapa waktu terakhir terdapat dua hingga empat pasien anak yang dirawat karena DHF. Ancaman lain yang muncul adalah kasus morbili atau campak.

Sejak akhir Juli, RSUD Soedarso merawat enam pasien anak dengan gejala khas campak, seperti demam, batuk pilek, mata merah, dan ruam di sekujur tubuh.

“Yang kami rawat sekarang ada enam pasien anak. Anak yang tidak divaksin campak berisiko lebih tinggi terkena morbili. Maka kami imbau agar orang tua memastikan status imunisasi anaknya lengkap,” pesan Hary.

Saat ini, Ruang Rawat Inap Anak di RSUD Soedarso memiliki 95 tempat tidur aktif, dengan keterisian sebanyak 76 tempat tidur.

“Rasio tempat tidur masih memungkinkan untuk menerima pasien anak yang membutuhkan perawatan,” pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini