"Saya ke Pontianak ini saking seringnya hingga tak ingat lagi sudah berapa kali berkunjung ke sini. Saya jadwalkan ke Pontianak setahun sekali, sekali datang itu selama empat hari tiga malam dan satu hari berdakwah sampai tiga kali," ujar UAS saat diwawancarai usai makan malam bersama Wako Edi Kamtono.
Bagi UAS, Pontianak adalah kota yang selalu Ia rindukan. Menurutnya, ada kekhasan tersendiri yang disuguhkan Kota Pontianak. UAS menyebut Kota Pontianak memiliki kemiripan dengan kampung halamannya di Pekanbaru.
"Pontianak kota yang selalu saya rindukan, ada khasnya naik perahu dibawa kawan-kawan menelusuri sungai, ada istana yang indah, ada historis, ada kuliner, orangnya baek-baek, ramah-ramah," papar UAS.
"Seperti saya sedang berada di kampung saya di Pekanbaru, di sini ada Sungai Kapuas, di sana ada Sungai Siak, di sini ada Kesultanan Kadriyah, di sana terdapat Kesultanan Siak, disana bahasanya macam bahasa sini, dimane tak ade," pungkasnya.
Ditanya kuliner yang disukai, UAS menyebut makanan Patlau, yakni penganan yang terbuat dari pulut dan disajikan dengan rendang, opor atau semur daging sebagai temannya.
"Makanan yang saya suka Patlau pakai rendang," katanya.
• Polres Kapuas Hulu Gelar Apel Pengamanan Kedatangan Ustad Abdul Somad
Lebih lanjut, UAS mengatakan antusias umat Muslim di Kota Pontianak terhadap dakwah Islam sangat tinggi. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari didikan dan bimbingan para habib dan alim ulama.
Dia juga berpesan kepada seluruh umat Islam Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar agar bisa menjaga persatuan, ramaikan masjid, hindari khilafiyah yang memecah belah umat, jaga persatuan antar umat Islam dan antar umat beragama.
"Insyaallah Indonesia menjaga baldatun toyyibatun warobbun ghofur," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, agenda jamuan makan malam ini sebagai sambutan kepada Tuan Guru UAS yang baru saja tiba di Kota Pontianak dalam rangka Safari Dakwah.
"Mudah-mudahan kedatangan beliau ke Pontianak memberikan berkah dan rahmat serta memberikan pencerahan melalui dakwah-dakwah yang disampaikan," terangnya.
Edi mengatakan jamuan makan malam sederhana digelar dengan cara saprahan. Makanan yang disajikan adalah nasi kebuli lengkap dengan lauk pauknya.
"Makan dengan cara saprahan menjadi khas Melayu Kota Pontianak dan mungkin juga di Pekanbaru punya kemiripan dengan kita," pungkasnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News