Anak harus melakukan "Ceker-Ceker", yaitu ia bermain pasir dengan kedua kaki.
Dalam bahasa Jawa, ritual ini memiliki makna bahwa ceker-ceker tersebut artinya bekerja dan mendapatkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Masuk ke Kandang Ayam
Selanjutnya, sang anak kembali dipandu untuk memasuki kandang ayam yang didekorasi.
Di dalam kandang, ada beberapa barang, seperti buku tulis, perhiasan, aksesoris emas, kalung, gelang, beras, kapas dan barang-barang bermanfaat lainnya.
Di tahap ini, anak akan memilih barang yang disediakan di kandang ayam tersebut.
Jika misalnya, anak bermain dengan buku tulis, mungkin dia harus bekerja di kantor atau menjadi profesor.
Bila anak memilih perhiasan, mungkin anak itu haruslah menjadi orang kaya.
Semua simbol profesi ada di kurungan menjadi semacam penuntun bagi bayi dalam memilih pekerjaan nanti.
Sementara kandang ayam tersebut memiliki makna bahwa ketika anak telah memasuki kehidupan, dia harus dijaga oleh hal-hal baik.
• Puji Nasionalisme Al Irsyad, Ganjar Pranowo : Itu Harus Kita Tularkan
5. Menyebarkan Udik-udik
Sementara itu, ayah dan kakek anak tersebut menyebarkan "udik-udik", yang merupakan koin-koin dan bunga.
Diharapkan, bahwa anak harus memiliki cara mudah untuk mencari nafkah dan harus bermurah hati dengan membantu orang lain.
6. Dimandikan dengan Bunga Sritaman
Selanjutnya, anak harus dimandikan atau dibersihkan dengan bunga Sritaman.