Makna dan Arti Tedak Sinten, Meneruskan Warisan Budaya yang Sering Dilakukan Para Artis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara Tedak Sinten yang dilakukan Oleh Nikita Willy dan Indra Priawan

Biasanya, tedak siten harus diselenggarakan pada pagi hari, di halaman depan rumah.

Tedak siten menggunakan sajen atau persembahan yang melambangkan permintaan dan doa kepada Tuhan untuk menerima berkah dan perlindungan, berkah dari para leluhur, serta memerangi perbuatan jahat dari manusia dan roh jahat.

Sebelum masuk ke proses acara, pihak orang tua yang hendak mengadakan tedak siten membutuhkan peralatan yang diperlukan, yaitu:

  1. Kurungan dari bambu seperti untuk mengurung ayam.
  2. Aneka jenang warna-warni yang terbuat dari ketan.
  3. Tangga dan kursi, dibuat dari tebu.
  4. Ayam panggang ditusukkan pada batang tebu, dibawahnya diberi pisang, aneka barang-barang dan mainan tradisional.
  5. Tumpeng robyong, bubur dan jadah (terbuat dari ketan) 7 warna, buah-buahan dan jajanan pasar.
  6. Uang kertas atau receh untuk disebarkan.
  7. Bayu gege (air gege), dibiarkan semalam di tempat terbuka dan paginya kena sinar matahari sampai pukul 08.00.
  8. Ayam hidup yang dilepaskan dan diperebutkan kepada tamu undangan.

Persiapan Susunan Acara Tedak Siten

Setelah semua kebutuhan telah disiapkan, keluarga (orang tua, anak, kerabat) dan undangan berkumpul di tempat upacara. Langkah-langkah ritual harus sebagai berikut:

1. Berjalan di 7 Warna

Anak dipandu untuk berjalan di atas jenang 7 warna yang berbeda (merah, putih, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu) yang terbuat dari beras ketan.

Ritual ini melambangkan bahwa di masa depan, anak harus bisa mengatasi semua hambatan dalam hidup.

Sementara dilansir dari malangvoice, Budayawan Jawa, Suryadi atau yang lebih dikenal dengan Ki Suryo menjelaskan bahwa “Maknanya, hidup berawal dari yang gelap dan berakhir dengan terang.”

Terungkap Perlakuan Nikita Willy ke Sang Anak hingga Bayi Issa Dilarang Main Gadget

2. Menginjak Tangga dari Tebu

Anak selanjutnya dibimbing untuk menginjak tangga yang terbuat dari tebu "Arjuna" dan kemudian turun. Tebu merupakan singkatan dari Antebing Kalbu.

Diharapkan ke depannya, anak itu berperilaku seperti Arjuna, yang merupakan seorang pejuang sejati.

Diharapkan anak bisa berjalan dalam kehidupan dengan tekad dan penuh percaya diri seperti Arjuna yang heroik.

3. Diletakkan di Tumpukan Pasir

Usai menginjak tangga dari tebu, selanjutnya anak dipandu dua langkah dan diletakkan di atas tumpukan pasir.

Halaman
1234

Berita Terkini