TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Penyakit Cacar Monyet yang diakibatkan MonkeyPox Virus menjadi satu di antara ancaman kesehatan global .
Dengan jumlah kasus yang terus meningkat.
Dan penyebarannya yang kian luas terpantau ke sejumlah negara.
Eropa, Amerika Serikat hingga Australia.
• Kadiskes Sampaikan Belum Ada Temuan Kasus Cacar Monyet di Kota Pontianak
Penyakit cacar Monyet yang awalnya merupakan endemik di wilayah Afrika itupun kini meluas ke berbagai belahan dunia lainnya.
Dengan kasus terkini mencapai 300 , serta kelompok Homoseksual atau lelaki sex dengan lelaki - LSL - menjadi yang paling banyak sebagai penderita, bisakan Monkeypox jadi pandemi global baru?
• Penyakit Cacar Monyet Menyebar ke 20 Negara, Para Ahli Gusar dan Beri Peringatan Keras ke WHO
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memberikan penjelasan dan prediksi terkait hal tersebut.
Dirangkum dari laman Kontan.co.id, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara lugas tidak meyakini wabah cacar monyet di luar Afrika akan menyebabkan pandemi.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat WHO pada Senin 30 Mei 2022.
Dia menambahkan, masih belum jelas apakah orang yang terinfeksi yang tidak menunjukkan gejala dapat menularkan penyakit tersebut.
Melansir Reuters, lebih dari 300 kasus yang dicurigai dan dikonfirmasi dari cacar monyet atau monkeypox di seluruh dunia.
• Wabah Cacar Monyet Makin Menyebar ! WHO Kini Pertimbangan MonkeyPox Ancaman Masyarakat Global !
Penyakit yang biasanya ringan dan menyebar melalui kontak dekat yang menyebabkan gejala seperti flu dan ruam yang khas ini, telah dilaporkan pada bulan Mei, dan sebagian besar menyebar di Eropa.
WHO sedang mempertimbangkan apakah wabah tersebut bisa berpotensi menyebabkan kondisi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional atau PHEIC.
Deklarasi seperti itu, seperti yang dilakukan untuk Covid-19 dan Ebola, akan membantu mempercepat penelitian dan pendanaan untuk mengatasi penyakit tersebut.
Ditanya apakah wabah cacar monyet ini berpotensi berkembang menjadi pandemi, Dr Rosamund Lewis, pimpinan teknis cacar monyet dari Program Darurat Kesehatan WHO mengatakan: