Stok Oksigen di RSUD Rubini, Sambas dan RSU HB Habis, Sutarmidji Datangkan dari Sarawak dan Batam

Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antrian panjang warga kota Pontianak yang hendak mengisi oksigen di jalan Veteran, kota Pontianak, Kamis 22 Juli 2021.

"Kalau kebutuhan untuk RSUD Sambas itu sekitar 10-20 tabung. Jadi kalau ada tambahan mudah-mudahan masih cukup, tapi ini memang kondisinya genting," katanya.

Untuk menambah persediaan oksigen kata dia mereka juga sudah berkomunikasi dengan beberapa pihak. Termasuk dengan gugus oksigen dari Polda Kalbar.

"Kita tiap hari juga komunikasi dengan gugus oksigen Polda Kalbar, dan mereka sedang mengkomunikasikan untuk bisa dipasok dari Kucing mudah-mudahan bisa segera terisi," tutupnya.

[Update Berita Seputar Oksigen di Kota Pontianak]

Datangkan dari Malaysia
Pemprov Kalbar sedang mengupayakan ketersediaan stok oksigen di Kalbar. Sejauh ini, kebutuhan Se-Kalbar sekitar 3 ribu tabung oksigen per hari.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji telah menyurati Menteri Besar Serawak Malaysia untuk memasok oksigen ke Kalbar.

Sutarmidji memastikan untuk oksigen dari Malaysia jika lancar urusan di perkirakan akan datang pada Jumat 23 Juli 2021.

“Adapun jumlahnya sebanyak tiga ISO tank berarti sekitar 6 ribu tabung. Mulai besok (hari ini-red) saya rasa sudah normal,” ujarnya.

Selain menunggu kedatangan pasokan oksigen dari Malaysia, Sutarmdiji mengatakan pada hari ini akan datang oksigen di pelabuhan sebanyak dua ISO tank yakni bisa mengisi 4 ribu tabung.

Ia langsung meminta untuk malam hari ini oksigen tersebut bisa didistribusikan ke daerah-daerah. Lalu, Kalbar juga sudah membeli oksigen dari Batam sebanyak 800 tabung dan satu ISO tank untuk sekitar 2 ribu tabung yang diperkirakan datang, Jumat.

“Hari ini yang kosong sepertinya di Kabupaten Sambas, tetapi saya sudah minta untuk mengirimkan 10 tabung oksigen untuk Sambas,” ujarnya.

Ia mengatakan, masalah oksigen sebetulnya tergantung pada manajemen rumah sakit. Ia mencontohkan RSUD dr Soedarso bisa aman karena mereka menjaga hubungan dengan pemasok oksigen.

“Masalah pemasok diputus begitu saja, sebab ada pemasok pada saat waktu normal tabung mereka tidak dipakai. Lalu ditaruh di pojok-pojok sehingga mereka tersinggung,” ujarnya.

Bahkan, ia mengatakan ada yang menelepon tengah malam untuk mengabarkan oksigen habis. Dikatakannya, seharusnya kepala daerah melakukan langkah antisipasi untuk menjaga pasokan oksigen.

Gubernur mengatakan jika manajemen rumah sakit mempunyai hubungan baik dengan distributor oksigen maka dirasakannya RS tersebut tidak akan terlalu kolaps.

“Ada rumah sakit yang sudah habis sama sekali baru mereka ngomong. Harusnyakan mereka bisa menghitung kebutuhan oksigen yang diperlukan,” ujarnya.

“Pasien Covid-19 di Provinsi Kalbar ini kurang lebih ada 1.000. Saya berpikir jika oksigen sekitar 2.000 hingga 3.000 mungkin ditambah pasien lain, namun untuk pasien lain kebutuhan oksigennya tidak terlalu,” katanya.

Terkait pengadaan oksigen dari Kuching, Malaysia, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kalbar, Harisson menjelaskan, proses yang dilakukan memang tidak mudah. Sebab hal tersebut menyangkut perdagangan antarnegara. “Jadi untuk mempermudah itu Gubernur Kalbar sudah menyurati Ketua Menteri Serawak untuk meminta izin,” ujarnya.

Dikatakannya, Pemprov Kalbar juga dibantu Konjen RI di Kuching untuk berkomunikasi dengan Ketua Menteri Serawak.

“Kemudian di Kalbar kita juga berkordinasi dengan Kanwil Bea Cukai dan Kanwil Kemenkum Ham dalam hal ini Imigrasi Kelas I TPI Pontianak,” ungkapnya.

Harisson mengungkapkan, terkahir Ketua Menteri Serawak sudah memberikn persetujuan tinggal administrasi di bawahnya.

“Sebenarnya mereka juga harus melakukan penghitungan, di sana juga ada yang namanya BPBD seperti kita atau dikenal dengan Serawak Management Crisis Center. Mereka harus hitung kebutuhan oksigen mereka, kalau lebih akan dijual ke Indonesia,” ungkapnya.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat administrasi selesai karena kita minta kebut dan sebenarnya mobil yang membawa ISO tank yakni perusahaan oksigen di Kalbar sudah ada di Entikong tinggal menunggu proses administrasi saja,” imbuhnya.

Ia mengatakan, kalau sudah tidak ada masalah ISO tank akan dibawa, dan mobil tetap menunggu di Tebedu Entikong, sambil menunggu ISO tank diisi di Kuching.

“Setelah ISO Tank diisi di Kuching barulah dibawa kembali ke Tebedu. Ini rumit karena antarnegara. Kalau sudah bisa dan lancar mudah-mudahan pasokan oksigen untuk Kalbar kembali normal,” harapnya.

Dikatakannya, semua urusan administrasi sudah dikerjakan bahkan ada dua mobil Baja Sarana, dan Mega Utama, perusahaan yang bergerak di oksigen sudah berada di Entikong.

“Kita tinggal menunggu pihak Malaysia apakah bisa cepat, karena hari ini adalah Serawak Day, dan akan baru aktif besok,” ujarnya.

Harisson berharap dengan alasan kemanusiaan walaupun sedang libur, pihak Malaysia masih bisa melakukan proses dengan segala bentuk administrasi yang diperlukan dan langsung membawa ISO tank yang telah siap di Entikong.

Dikatakannya saat ini daerah tidak bisa berharap banyak dengan pasokan oksigen di Pulau Jawa karena sekarang RS di Jawa tengah merawat pasien Covid-19 bisa 3-4 kali lipat dari biasanya.

Hal ini menyebabkan pasokan berkurang karena mereka mengutamakan pasokan ke RS Jawa dan Bali.

Maka dari itu upaya lain yang dilakukan Pemprov Kalbar mendukung perusahaan untuk melakukan pengisian ISO tank di Batam yang saat ini sudah berlayar dari Jakarta ke Pontianak.

“Hari ini ada dua ISO tank yang dibawa kapal Icon Bravo sore nanti akan merapat di Dermaga Icon Bravo,” ungkapnya.

Harapan Kalbar agar oksigen bisa dipasok direspons positif Kerajaan Sarawak. Melansir Astro Awani, pihak Kerajaan Serawak sedang mengurus proses pengantaran oksigen ke Kalbar setelah adanya surat permohonan dari Gubernur Kalbar.

“Saya baru menerima surat tersebut semalam (Rabu) dan melaluinya Kalimantan Barat meminta tolong daripada kerajaan negeri untuk membantu dari segi penghantaran bekalan oksigen ini ke wilayah itu,” ungkap Ketua Menteri Sarawak, Datuk Patinggi Abang Johari Tun Openg, dikutip Kamis 22 Juli 2021..

“Apa yang kerajaan Sarawak akan lakukan adalah sama seperti kebiasaannya apabila kerajaan Kalimantan Barat memerlukan bekalan gas memasak, maka kita akan menghantarkan pasukan keselamatan sempadan kita untuk menguruskan penghantaran ini, dan proses ini sedang kita laksanakan,” imbuhnya.

Berita Terkini