Kemudian mendapat izin persetujuan dari orangtua siswa dan harus mendapat rekomendasi terkait kesiapan sekolah dari Disdikbud Kalbar.
Sementara untuk daerah yang masih berada di zona orange dan merah, belum diperkenankan melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Zona kuning dulu yang masuk pada 22 Februari mendatang, tapi untuk sekolah yang memang sudah dapat surat rekomendasi dari dinas baru boleh buka. Pokoknya surat sudah masuk kita tinggal nunggu yang lain. Nanti kita jawab secara lisan dulu kalau sudah siap," ujar Sugeng, Rabu 17 Februari 2021.
Ia mengatakan supaya proses pembukaan bisa lebih cepat, maka dijawab secara lisan baru ditindaklanjuti melalui surat resmi.
"Sejauh ini yang baru mengirim surat ke Disdikbud untuk membuka sekolah masih terbatas dari beberapa sekolah saja," ujarnya.
Zona risiko Covid-19 ini bisa berubah setiap pekannya. Hal ini juga akan berdampak pada pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Apabila daerah dari zona kuning kembali ke zona oranye khusus untuk Kota Singkawang dan Pontianak, pembelajaran akan kembali dihentikan aktivitasnya di sekolah," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kedua daerah tersebut temasuk daerah yang mempunyai mobilitas tinggi.
"Kecuali daerah lain di kabupaten, kita masih koordinasi lagi dengan Tim Satgas Provinsi Kalbar bagaimana nantinya," katanya.
Lakukan Telaah
Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson, ada delapan daerah di Kalbar masuk zona kuning yakni Kabupaten Kubu Raya, Sambas, Sanggau, Ketapang, Sekadau, Mempawah, Bengkayang, dan Kota Pontianak.
Sedangkan enam daerah lainnya berada pada zona oranye atau risiko sedang yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Landak, Melawi, Kota Singkawang, Kayong Utara.
"Kalau melihat kondisi penyebaran Covid-19 ada 8 daerah yang berada pada zona kuning yang diperbolehkan membuka sekolah untuk belajar tatap muka. Sedangkan zona oranye tidak diperbolehkan," ujar Harisson, Rabu 17 Februari 2021.
Ia mengatakan Diskes Kalbar akan memberikan rekomendasi kepada Ketua Satgas Provinsi Kalbar terkait zona yang memang benar-benar kuning, karena ada juga daerah zona kuning yang tidak banyak melakukan tes swab.
"Nanti kami akan berikan telaah-telaah dan kajian-kajian mengenai daerah mana saja yang kuning sebenarnya," ujarnya.
Ia mengatakan jangan sampai zona kuning di daerah tersebut semu. Kalau kuningnya semu dan ternyata di situ banyak kasus konfirmasi Covid-19, maka akan membahayakan peserta didik maupun gurunya.