TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, dan Teraju.id menyelenggarakan acara Serumpun Berpantun untuk membuat rekor berbalas pantun terlama secara daring dari pukul 08.00 – 00.00 WIB, Rabu 16 Desember 2020.
Acara digelar berskala internasional karena melibatkan tiga negara yang berserumpun, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, dan beberapa pihak dari berbagai negara Eropa.
Acara ini dibuat sebagai terobasan kelas dunia di tengah Pandemi COVID-19. Spektakulernya kegiatan ini menawarkan konsep yang tidak monoton, dimulai dari diskusi dalam Webinar menggunakan pantun, berbalas pantun.
Berbalas pantun yang dilakukan dengan mempersiapkan jenis-jenis pantun seperti pantun teka-teki, jenaka, ceramah, pantun bertemakan kasih sayang, melamar, menikah, pekerjaan, kehidupan, bengkel pantun, perempuan-perempuan berpantun, hingga musikalisasi pantun.
Adapun dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei akan menampilkan maestro pantun masing-masing negara.
Ketua Panitia Pelaksana, Nur Iskandar menjelaskan bahwa acara serumpun berpantun ini dihadiri pihak diseluruh dunia yakni Diapirs Melayu diberbagai negara seperti Eropa, Amerika, Australia, yang bisa mengikutinya.
“Acara akan diawali dengan Webinar Pantun WBTB UNESCO, dan dilanjutkan dengan sebelas tematik berbalas pantun,” ujarnya beberapa waktu lalu usai diwawancarai melalui Google Meet pada 13 Desember 2020.
Menurut Nur Iskandar, manfaat diadakannya acara ini adalah orang dapat merasakan kehalusan budi dan sastra, sehingga dapat membedakan orang yang berbudi pekerti tinggi dan orang yang masih perlu diperhatikan dengan seksama, karena pengetahuan seseorang dilihat dari pengetahuan dan kearifan kebijaksanaan.
Ia menyatakan bahwa semakin tinggi kearifan seseorang tutur katanya akan semakin bagus, sehingga dalam bermain pantun ini juga menunjukan kecerdasan karena harus memilih dan memilah kata-kata yang digunakan.
Nur Iskandar sepakat bahwa pantun itu berciri khas ceria dan sastra sehingga menjadi oase dalam kehidupan berkebangsaan dan pergaulan internasional sekarang.
Baca juga: Bunda PAUD Kalbar Terima Lima Seri Buku Literasi Keuangan untuk Siswa PAUD dari OJK
Nur Iskandar juga mengatakan, rekor berbalas pantun terlama secara daring ini digelar untuk mendukung WBTB dunia oleh UNESCO-PBB.
“Kita hadirkan pantun yang sastrawi yang enak di dengar, yang dicubit tidak terasa sakit, kemudian menjadi persaudaraan dan dituturkan oleh berbagai negara, “ujarnya.
Lanjutnya mengatakan bahwa inilah yang akan di bawa ke PBB untuk di daftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.
Pantun ini memenuhi syarat untuk diterima di PBB karena dapat diterima di semua kalangan, etnik, suku, budaya, agama, bangsa dan negara. Kegiatan ini juga diikuti oleh ribuan orang, terekam secara digital kemudian diserahkan ke Unesco.” jelasnya.
Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah petinggi-petinggi Kalimantan Barat, seperti Gubernur Kalimantan Barat, Wali Kota Pontianak, MABM Kalbar, Ketua Umum POM Kalbar, dan tokoh-tokoh yang di seluruh Kabupaten/Kota Kalimantan Barat termasuk dari berbagai akademisi dan masyarakat setempat.