Kembang api, saat ini identik dengan perayaan malam tahun baru ataupun acara-acara besar.
Khususnya di malam tahun baru, beberapa kota atau negara merayakan pergantian tahun dengan pesta kembang api.
Semakin banyak kembang api yang meluncur ke langit, maka semakin beragam pula warna kembang api yang kita lihat.
Tidak hanya warna, kembang api juga punya jenis dan bentuk yang bermacam-macam saat meledak di langit.
Kembang api yang saat ini menjadi tradisi saat perayaan tahun baru ternyata sudah diciptakan sejak sekitar 2.000 tahun lalu.
• Berbagai Ucapan Selamat Tahun Baru 2020 untuk WhatsApp, Facebook, Instagram dan Telegram
Tentu saja kembang api yang pertama diciptakan berbeda dengan kembang api modern saat ini.
Penemuan dan pengembangan kembang api terjadi sekitar 2.000 tahun lalu di Tiongkok.
Kembang api pertama yang diciptakan sangat berbeda dengan kembang api modern.
Kembang api pada awal penciptaannya masih sangat sederhana dan hanya mengeluarkan bunyi 'pop' ketika dinyalakan.
Tidak hanya suaranya yang berbeda, tapi bentuk dan warna kembang api yang diledakkan juga berbeda dengan kembang api yang ada saat ini.
Berbagai bentuk, warna, hingga suara ledakan kembang api ini bisa tercipta dari campuran bahan-bahan yang digunakan.
Kembang api terbuat dari campuran berbagai bahan, seperti kalium nitrat, sulfur, dan arang.
Nah, campuran berbagai bahan ini kemudian akan menghasilkan bubuk mesiu mentah yang akhirnya dapat memicu ledakan.
• Kalender 2020 Daftar Libur - Tiga Bulan Tanpa Libur Nasional dan Ada yang Istimewa di Hari Jumat
Bahan-Bahan Kembang Api Dibungkus Tunas Bambu
Agar kembang api bisa meledak, dulunya berbagai bahan penyusun kembang api akan dibungkus dengan tunas bambu.