"Berkaitan dengan inovasi pembelajaran, saya menggagasnya dan ditindak lanjuti Pak Ressi. Memang inovasi pembelajaran sudah kami rancang jauh sebelumnya, begitu Pak Ressi kembangkan, ternyata sukses," ungkapnya.
Menurutnya hal ini sebenarnya sudah menjadi tuntutan dunia pendidikan sekarang dan itu tanggung jawab guru, untuk mengembangkan sebagai langkah untuk menuju pendidikan di era digital.
"Pak Ressi salah satu guru kekinian," ujarnya.
Ia berharap kedepan semua guru mata pelajaran harus menggunakan media elektronik dalam proses pembelajaran.
Hanya fasilitas harus juga dilengkapi sebagai infrastruktur untuk mengembangkan serta menuju pendidikan menarik dan bermutu.
Pemanfaatan tekonologi digital untuk ulangan di sekolah, juga telah dilakukan oleh SMKN 7 Pontianak.
Bahkan sekolah ini telah menerapkan ulangan secara online untuk semua mata pelajaran, sejak 2018 lalu.
Guru Basis Data Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMKN 7 Pontianak, Teguh, mengatakan sebelum ulangan digital itu diberlakukan, semua guru diberi pelatihan.
"Waktu itu saya yang melatih guru-guru di sekolah," katanya
Saat pelatihan, aplikasi yang digunakan adalah Edmodo.
Namun dalam praktiknya, tidak semua guru suka dengan aplikasi ini.
Maka sebagian guru ada yang memilih menggunakan Google Forms dan Quizizz.
Ia menjelaskan, pihak sekolah tidaklah membatasi guru untuk menggunakan aplikasi tertentu.
"Kalau kebijakan sekolah, yang penting ulangan online. Tidak lagi pakai kertas," ujarnya.
Menurut Teguh, ada beberapa keunggulan ketika ulangan di sekolah dilakukan secara online.
Pertama penghematan biaya karena tidak menggunakan kertas.
"Sekolah memang tidak boleh lagi menarik uang kepada siswa untuk ulangan," jelasnya.
Bagi para guru khususnya, ulangan online ini membuat waktu lebih hemat karena guru tidak lagi mengoreksi satu-persatu pekerjaan siswanya.
"Guru itu kan tugasnya banyak, jadi waktunya bisa digunakan untuk tugas yang lain," katanya.
Teguh mengatakan, ulangan secara online ini juga sudah dilakukan sejumlah sekolah di Kota Pontianak maupun Kubu Raya.
"Di era sekarang ini, guru memang dituntut untuk melek teknologi," ujarnya.
Sistem sama juga telah diterapkan SMAN 1 Pontianak. Kepala SMAN 1 Pontianak Dwi Agustina mengatakan, di sekolahnya sudah beberapa tahun ini melaksanakan ulangan dan ujian semester berbasis IT menggunakan komputer, laptop, maupun smartphone.
"Kalau di sekolah komputer terbatas dan kita bersyukur anak-anak ada alatnya. Jadi bisa menggunakan HP dan laptop pribadi saat ujian, namun tentu dalam pengawasan," ujarnya.
Ia mengatakan untuk penerapan ujian berbasis IT seperti ini tidak ada kewajiban dari dinas pendidikan.
Hanya sekolah menyesuaikan saja dan tergantung pihak SMA mampu atau tidak.
Sebanyak 1.282 siswa SMAN1 Pontianak yang mengikuti ulangan online ini, menurut Dwi Agustina, tidak mengalami masalah apapun.
Apalagi pihak sekolah tidak memungut biaya untuk keperluan tersebut.
"Dengan ujian seperti ini kita bisa melakukan penghematan kertas dan memang arahnya untuk peduli lingkungan. Kemudian untuk pengawas dan ruangan kalau UN pakai paper, pengawasnya lebih banyak, kalau sekarang tidak perlu banyak pengawas lagi," ujarnya.
Selain itu sekolah juga perlu menyiapkan server agar pelaksanaan ujian berlangsung lancar.
"Sekolah lain belum menerapkan ini, mungkin karena sarana prasarananya masih belum memadai atau masih ada yang kurang," ujarnya.
Ia mengatakan hal seperti ini bisa dikatakan sebagai bentuk inovasi sekolah dan setiap sekolah bisa berbeda menerapkannya.
Namun khusus untuk UNBK, penerapannya punya standar yang sama di setiap sekolah. (zul/ari/ang)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak