PONTIANAK - Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah kabupaten sudah mulai menerapkan ulangan berbasis teknologi secara online.
Sekolah tak lagi menggunakan kertas saat ulangan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalbar Suparianus Herman mendorong kepala sekolah dan guru untuk meningkatkan kemampuan diri dan murid di bidang IT.
Guru bahkan didorong menggunakan aplikasi digital dalam proses belajar dan mengajar.
"Guru-guru dipersilahkan menggunakan aplikasi apa saja berbasis digital. Supaya murid bisa mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diera digital," ujar Kadisdikbud Kalbar Suparianus Herman, Sabtu (28/12/2019).
• SMAN 1 Pontianak Sudah Terapkan Ujian Berbasis Digital Sejak Beberapa Tahun Lalu
Ia mengatakan, saat ini sekolah tak diperkenankan memungut biaya untuk melaksanakan ulangan.
"Pemprov Kalbar sudah memberikan biaya melalui Pembiaayaan Beasiswa Pendidikan untuk setiap anak," ujarnya.
Selain itu, saat ini Disdik Kalbar sedang gencar memperkenalkan aplikasi sistem informasi cepat dari sekolah atau Sicerdas yang bekerjasama dengan PT Telkomsel.
Sicerdas merupakan sistem aplikasi digital yang diperuntukkan bagi siswa dan para orangtua.
Aplikasi ini menyediakan berbagai informasi dan kebutuhan data bermanfaat, untuk membentuk smart students di sekolah.
Sicerdas memberikan kemudahan bagi para orangtua dalam memantau perkembangan dan pencapaian anak di sekolah, mulai dari nilai, absensi, pengumuman, serta tanya guru, dan izin online.
"Aplikasi ini adalah kerja sama Pemprov Kalbar dengan PT Telkomsel. Melalui aplikasi Sicerdas, semua perkembangan murid dan guru di sekolah dapat langsung diketahui oleh orangtua," ujarnya.
Ia mengatakan tujuan dikembangkannya aplikasi ini untuk memudahkan orangtua dan guru dalam berkomunikasi dan memantau perkembangan anak-anak di sekolah.
"Aplikasi ini akan terus dikembangkan untuk semua sekolah dan sekarang masih terbatas. Ke depan harapan saya semua sekolah dapat memakai aplikasi Sicerdas ini," pungkasnya.
Meski jauh dari pusat kota, SMAN 1 Ledo di Kabupaten Bengkayang telah memanfaatkan teknologi digital untuk ulangan bagi siswa-siswanya.
Mereka tidak lagi menggunakan pulpen dan kertas saat ulangan.
Guru Prakarya dan Kewirausahaan SMAN 1 Ledo Ressi Nata Sumanda SPd menjelaskan, saat ini yang mereka gunakan adalah e-paper test pada Google Forms.
Ulangan dilaksanakan dengan smartphone maupun personal computer (PC).
"Kami menggunakan ini dengan tujuan menekan biaya yang dikeluarkan karena fotokopi dan mengurangi penggunaan kertas," ujar Ressi kepada Tribun, Jumat (27/12/2019).
Dengan aplikasi ini, guru maupun siswa dimudahkan karena pengoreksian jawaban dilakukan secara otomatis.
Jadi begitu setelah siswa selesai mengisi soal, maka kurang dari 1 menit nilai langsung ter-update.
E-paper test ini pertama dilaksanakan pada ulangan umum atau penilaian akhir semester I tahun 2019 ini.
"Penerapan e-paper test ini pertama kali diterapkan di SMAN kami," ungkap Ressi.
Ressi mengatakan penggunaan aplikasi ini terinspirasi saat mendengar pidato Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dalam pembukaan Latsar CPNS 2019 yang mayoritas pesertanya adalah guru.
"Beliau mengatakan bahwa di era 4.0 ini yang harus diutamakan adalah kecepatan dan percepatan, termasuk dalam pemanfaatan IT dalam berbagai sendi kehidupan. Di situ saya langsung berpikir untuk membuat sesuatu dengan pemanfaatan IT," ujarnya.
Setelah melakukan kordinasi dan bimbingan dengan guru-guru di sekolah dan kepala sekolah, timbullah sebuah ide untuk membuat e-paper test ini.
Keunggulannya adalah mengurangi penggunaan kertas, jawaban siswa langsung terkoreksi otomatis, sekaligus juga menekan biaya fotokopi.
SMAN 1 Ledo memiliki 14 kelas dengan jumlah 407 siswa.
Dari jumlah siswa sebanyak itu jelas tidak semua memiliki ponsel Android.
Maka sekolah mengambil kebijakan bahwa yang tidak memiliki Android, mengerjakan ulangan menggunakan komputer sekolah.
"Penggunaan Android dalam ulangan tentu hal yang baru bagi siswa, tetapi Android merupakan alat komunikasi yang tidak asing dalam keseharian siswa, sehingga siswa tidak lagi canggung dalam pengerjaan ulangan," katanya.
Ulangan secara e-paper test ini membuktikan eksistensi SMA Negeri 1 Ledo dalam membangun pendidikan dan mengikuti perkembangan zaman.
"Walau jauh dari pusat pemerintahan provinsi, kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah kami, termasuk penggunaan dan penerapan IT dalam kegiatan belajar mengajar," ujarnya.
Namun tentunya penggunaan metode ini bukan tanpa kendala dan tantangan.
Pertama, sekolah harus menyediakan komputer untuk siswa yang tidak punya ponsel Android.
Kedua, tidak semua kelas terjangkau oleh sinyal yang baik.
"Jadi kita moving class, kita pindahkan mereka di atas, bisa di taman, atau lesehan," katanya.
Beberapa pekan lalu, SMAN 1 Ledo mendapatkan dana BOS, afirmasi berupa tablet sebanyak 235 unit untuk kegiatan rumah belajar.
"Ini jelas sangat membantu kami untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam pelaksanaan rumah belajar dan ulangan e-paper test," katanya.
Penerapan ulangan secara e-paper test dianggap menarik oleh para siswanya, bahkan sesuatu inovasi yang keren.
"Saya merasa ulangan kali ini lebih keren. Karena pertama kalinya menggunakan smartphone," kata siswa Kelas X MIPA 2 SMAN 1 Ledo, Nikolaus Saputra.
Selain itu penggunaan Android dalam ulangan sangatlah asyik, memudahkan dan tidak ribet.
"Setelah selesai ulangan, nilai langsung dapat diketahui," ujarnya.
Kepala SMAN 1 Ledo Atong S Pd mengatakan sangat mendukung pengembangan pembelajaran berbasis digital.
Ini menurutnya suatu trobosan yang sangat positif dan kekinian.
"Berkaitan dengan inovasi pembelajaran, saya menggagasnya dan ditindak lanjuti Pak Ressi. Memang inovasi pembelajaran sudah kami rancang jauh sebelumnya, begitu Pak Ressi kembangkan, ternyata sukses," ungkapnya.
Menurutnya hal ini sebenarnya sudah menjadi tuntutan dunia pendidikan sekarang dan itu tanggung jawab guru, untuk mengembangkan sebagai langkah untuk menuju pendidikan di era digital.
"Pak Ressi salah satu guru kekinian," ujarnya.
Ia berharap kedepan semua guru mata pelajaran harus menggunakan media elektronik dalam proses pembelajaran.
Hanya fasilitas harus juga dilengkapi sebagai infrastruktur untuk mengembangkan serta menuju pendidikan menarik dan bermutu.
Pemanfaatan tekonologi digital untuk ulangan di sekolah, juga telah dilakukan oleh SMKN 7 Pontianak.
Bahkan sekolah ini telah menerapkan ulangan secara online untuk semua mata pelajaran, sejak 2018 lalu.
Guru Basis Data Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMKN 7 Pontianak, Teguh, mengatakan sebelum ulangan digital itu diberlakukan, semua guru diberi pelatihan.
"Waktu itu saya yang melatih guru-guru di sekolah," katanya
Saat pelatihan, aplikasi yang digunakan adalah Edmodo.
Namun dalam praktiknya, tidak semua guru suka dengan aplikasi ini.
Maka sebagian guru ada yang memilih menggunakan Google Forms dan Quizizz.
Ia menjelaskan, pihak sekolah tidaklah membatasi guru untuk menggunakan aplikasi tertentu.
"Kalau kebijakan sekolah, yang penting ulangan online. Tidak lagi pakai kertas," ujarnya.
Menurut Teguh, ada beberapa keunggulan ketika ulangan di sekolah dilakukan secara online.
Pertama penghematan biaya karena tidak menggunakan kertas.
"Sekolah memang tidak boleh lagi menarik uang kepada siswa untuk ulangan," jelasnya.
Bagi para guru khususnya, ulangan online ini membuat waktu lebih hemat karena guru tidak lagi mengoreksi satu-persatu pekerjaan siswanya.
"Guru itu kan tugasnya banyak, jadi waktunya bisa digunakan untuk tugas yang lain," katanya.
Teguh mengatakan, ulangan secara online ini juga sudah dilakukan sejumlah sekolah di Kota Pontianak maupun Kubu Raya.
"Di era sekarang ini, guru memang dituntut untuk melek teknologi," ujarnya.
Sistem sama juga telah diterapkan SMAN 1 Pontianak. Kepala SMAN 1 Pontianak Dwi Agustina mengatakan, di sekolahnya sudah beberapa tahun ini melaksanakan ulangan dan ujian semester berbasis IT menggunakan komputer, laptop, maupun smartphone.
"Kalau di sekolah komputer terbatas dan kita bersyukur anak-anak ada alatnya. Jadi bisa menggunakan HP dan laptop pribadi saat ujian, namun tentu dalam pengawasan," ujarnya.
Ia mengatakan untuk penerapan ujian berbasis IT seperti ini tidak ada kewajiban dari dinas pendidikan.
Hanya sekolah menyesuaikan saja dan tergantung pihak SMA mampu atau tidak.
Sebanyak 1.282 siswa SMAN1 Pontianak yang mengikuti ulangan online ini, menurut Dwi Agustina, tidak mengalami masalah apapun.
Apalagi pihak sekolah tidak memungut biaya untuk keperluan tersebut.
"Dengan ujian seperti ini kita bisa melakukan penghematan kertas dan memang arahnya untuk peduli lingkungan. Kemudian untuk pengawas dan ruangan kalau UN pakai paper, pengawasnya lebih banyak, kalau sekarang tidak perlu banyak pengawas lagi," ujarnya.
Selain itu sekolah juga perlu menyiapkan server agar pelaksanaan ujian berlangsung lancar.
"Sekolah lain belum menerapkan ini, mungkin karena sarana prasarananya masih belum memadai atau masih ada yang kurang," ujarnya.
Ia mengatakan hal seperti ini bisa dikatakan sebagai bentuk inovasi sekolah dan setiap sekolah bisa berbeda menerapkannya.
Namun khusus untuk UNBK, penerapannya punya standar yang sama di setiap sekolah. (zul/ari/ang)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak