Sutarmidji Ancam Cabut Izin Praktek Dokter Yang Bertugas di RSUD Soedarso
PONTIANAK - Gubernur Kalbar, Sutarmidji menyatakan komitmennya untuk melakukan pembenahan layanan dan pembenahan fisik dari RSUD dr Soedarso.
Mulai Agustus 2019 ini pembangunan gedung RSUD Soedarso akan sudah mulai di lakukan dan bulan Desember 2019 akan dilakukan tender untuk pembangunan tahap kedua.
"Target saye tahun 2020 pembanngunan RSUD Soedarso itu selesai," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/6/2019)
Ia menjelaskan bentuk pembangunan RSUD Soedarso akan ditata sebagaimana maket bangunan yang telah dipostingnya melalui akun IG Pribadinya.
Selain itu akan ada juga sarana pendukung untuk memberikan kenyamanan bagi para pendukung pasien seperti rumah singgah dan lain sebagainya.
Baca: Selama Sidang MK, Personel Polres Sintang Siaga Lakukan Patroli Pengamanan di Objek Vital
Baca: Kadis Parpora Sambas Harap Atlet Pertahankan Prestasi di Tahun Sebelumnya
Pada tahap ketiganya diterangkan oleh Sutarmidji akan dibangun bangunan untuk memberikan pelayanan penyakit tertentu seperti infeksi darah seperti talasemia, dan lain sebagainya untuk kepentingan proses transfusi darah. Karena penanganan penyakit infeksi darah memerlukan tempat perawatan yang nyaman.
"Termasuk juga untuk ruang perawatan bagi pesien penyakit paru juga akan ditempatkan tempat sama sehingga penangananya akan lebih mudah," ujar Sutarmidji.
Ia menilai pembangunan fisik rumah sakit tidaklah sulit untuk mengalokasi anggaran dari APBD tidak akan ada masalah dan bisa dianggarkan.
Namun, hal yang selalu jadi masalah berkaitan dengan sisi layanan rumah sakit.
Oleh karena itu, Sutarmidji akan memastikan akan tegas dan langsung akan melakukan perombakan seluruh manajeman layanan RSUD dr Soedarso mulai dari yang yang paling tinggi hingga manajemen yang paling rendah.
Baca: Jadwal Copa America 2019 - Head To Head Brasil Vs Venezuela, Samba Punya Modal Berharga
"Seluruh tenaga administrasi dan tenaga medis saya mau dirombak abis semuanya itu. Kalau ada penyimpangan-penyimpangan akan langsung saya tindak," tegasnya.
Termasuk soal pengadaan Alkes yang selama ini juga bermasalah di rumah sakit Soedarso. Ia pernah mendapatkan informasi dari dokter spesialis muda yanf menerangkan terdapat praktek dari dokter spesialis senior yang cendrung menghalangi proses pengadaan alkes tertentu. Jika mau memeriksa diarahkan ke tempat dokter spesialis yang membuka klinik praktek sendiri.
"Ada Indikasi pasien diarahkan ke klinik die (dokter praktek Red) karena alat di soedarso itu tidak disediakan, padahal alat tersebut tidak begitu mahal," ujarnya
"Sengaje tidak disediakan, ketike ade pasien memerlukan alat itu larinye ke klinik," imbuhnya.
Midji menilai hal tersebut merupakan praktek-praktek yang tidak benar, sehingga terindikasi ada upaya melarikan pasien-pasien ke klinik-klinik pribadi oleh para dokter spesialis yang bertugas di RSUD Soedarso.
"Rumah utama mereka itu di Soedarso sehingga harus maksimal melayani pasien yang datang berobat ke soedarso sementara klinik praktek itu harus belakangan," ujarnya.
Sutarmidji juga tidak ada masalah jika ada banyak dokter spesialis yang 'ngambek' atas kebijakan tegas yang akan mulai di eksekusinya.
Baca: Peringatan Dini, Malam ini BMKG Prediksi Kapuas Hulu Terjadi Hujan Lokal
Ia pun akan dengan tegas memerintahkan seluruh jajaran terkait untuk mencabut ijin praktek klinik dokter yang bersangkutan jika tak menjalankan kebijakan yang ditetapakannya.
"Saya minta itu semua dibenahi, masyarakat semua ini sudah lama sabar dengan layanan soedarso," ujarnya.
Dirinya menargetkan selama kurun waktu dua tahun kedepan seluruh pembenahan rumah sakit soedarso akan tuntas dilakukan