Puskesmas Lakukan Fogging Fokus Cegah Mewabahnya DBD
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Kepala Puskesmas Sungai Durian, dr Yudi Paulian Heriwibowo mengatakan di wilayah Puskesmasnya sudah ada 22 kasus di 2019.
Dimana satu diantaranya meninggal dunia yang merupakan warga kuala dua.
"Hingga fenruari ini memang sudah ada 22 kasus, dan ada kasus kematian di bulan Januari akhir," ujarnya.
Diakui olehnya kasus kematian tersebut tidak ditangani langsung oleh pihak Puskesmas. Karena dari pihak keluarga diakuinya menyerahkan penanganan medis ke rumah sakit AU.
Baca: Yakob: CGM 2020 Sambas Akan Adakan Pawai Lampion di Sungai Sambas
Baca: VIDEO: 2 Anggota TNI Terobos Banjir untuk Evakuasi dan Salurkan Bantuan, Begini Ceritanya
Baca: Ini Alasan Polisi Tidak Tahan Sekda Papua yang Ditetapkan Tersangka Penganiayaan Pegawai KPK
"Korban ini berobatnya langsung ke rumah saki AU saat demam, kemudian di rujuk ke rumah sakit Soedarso. Kita juga mengetahuinya korban sudah meninggal di Soedarso," katanya.
Namun pihaknya tetap melakukan audit ke rumah sakit untuk memastikan korban meninggal karena DBD.
"Setelah kita audit ke Soedarso memang benar korban sudah mengalami shock Syndrome karena DBD," tuturnya.
Kemduian pihaknya malakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak ada lagi korban meninggal akibat DBD.
"Kita turun langsung Ke lapangan melihat kondisi disana dan beberapa hari kemudian koordinasi dengan keluarga dan warga untuk melakukan fogging focus, sosialisasi pembersihan lingkungan. Kita sudah lebih 10 fogging focus, dibeberapa wilayah," katanya.
Ia menilai peningkatan kasus DBD ini masih dimungkinkan akan terus bertambah mengingat 2019 merupakan siklus lima tahunan DBD.
"Kemungkinan kasus ada peningkatan karena cuaca juga belum stabil, karena itu masyarakat kita himbau lebih waspada pada DBD ini," pungkasnya.