Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hadi Sudirmansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kapal Patroli Bea Cukai BC 20010 dari jajaran Dirjen Bea dan Cukai Kanwil Kalimantan Bagian Barat berhasil menggagalkan upaya penyelundupan rotan asal Kalimantan sebanyak 152,753 ton ke Malaysia.
Ratusan ton rotan yang terdiri dari 2.531 bundel itu rencananya akan di selundupkan menggunakan kapal kayu KLM Berkat Niaga melalui pesisir Barat Pulau Kalimantan menuju Sibu, Malaysia.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pontianak Dwiyono Widodo mengatakan, penggagalan upaya ekspor rotan secara ilegal tersebut berawal dari adanya informasi Intelejen.
Berdasarkan informasi itu, Kanwil Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Barat menerjunkan petugas denfan Kapal Patroli Bea Cukai BC 20010 untuk segera melakukan penyisiran ke jalur yang diduga akan dilalui oleh kapal bermuatan rotan tersebut.
"Jadi, setelah kami mendapatkan informasi itu, kami langsung memerintahkan Kapal Patroli Bea Cukai 20010, Senin (2/10/2017) sekira pukul 20.00 WIB untuk menyisir jalur yang dilalui kapal tersebut," kata Dwiyono Widodo, pada Rabu (22/11)
Lanjutnya, pada keesokan harinya, Selasa, 3 Oktober 2017 sekira pukul 22.00 WIB, Kapal Patroli Bea Cukai BC 20010 menemukan dan mencurigai sebuah kapal kayu bernama KLM Berkat Niaga GT 120 yang membawa muatan tertutup terpal di sekitar perairan Pulau Genting dan Pulau Kelawar masih masuk wilayah kabupaten Ketapang.
Kemudian Kapal Patroli BC 20010 merapat ke kapal kayu tersebut untuk di lakukan pemeriksaan dan memastikan isi muatannya.
Setelah dilakukan pemeriksaan, kapal tersebut ternyata membawa muatan rotan yang selama ini Bea dan Cukai di curigai kapal tersebut merupakan kapal Target setelah beberapa minggu yang akan melakukan kegiatan ekspor rotan ilegal.
(Baca: Antisipasi Banjir, PT Angkasa Pura II Akan Bangun Runway Tahun 2018 )
Berdasarkan kecurigaan tersebut kemudian petugas Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan terhadap nahkoda kapal KLM Berkat Niaga, berinisial MJ. Dari keterangan sementara, nakhoda mengakui bahwa KLM Berkat Niaga bermuatan rotan tersebut akan menuju Sibu, Malaysia.
"Untuk kepentingan penyidikan, kapal beserta muatan dan seluruh awaknya diamankan di Pontianak untuk diproses lebih lanjut," lanjutnya.
Dikatakan Dwiyono, modus operandi ekspor rotan ini adalah mengangkut rotan menggunakan kapal KLM Berkat Niaga GT 120 menuju Sibu, Malaysia tanpa dilengkapi dokumen ekspor, hanya menggunakan dokumen antar pulau.
"Pengakuan awal nahkoda kapal mereka dari Semarang ke Kubu Raya, mereka menunjukan dokumen antar pulau, akhirnya mereka mengakui kalau rencananya ratusan Ton Rotan asal Kalimantan Tengah itu akan di bawa ke Sibu Malaysia," katanya.
(Baca: Galakkan Penggunaan Gas Non Subsidi, Pertamina Perkenalkan Kampung Bright Gas )