Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Adanya wabah rabies yang telah ditetapkan Kejadian Luar biasa di Kalbar, kini telah mulai menyerang kabupaten sekitar Kota Pontianak.
Kota Pontianak seakan tidak mau lengah, begitu ditemukan rabies yang telah menyerang Kubu Raya dan Membawah, Pemkot langsung mengadakan pertemuan lintas instansi membahas pencegahan wabah yang telah banyak merenggut korban.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Perikanan Kota Pontianak, Bintoro, mengatakan pihaknya telah lama mewanti-wanti rabies agar tidak masuk di Kota Pontianak ini.
"Dalam hal ini kita telah lama mengantisipasi suspek penyakit yang mengalir ke dalam kota ini, mengapa karena Kota Pontianak merupakan barometer untuk usaha apapun, maupun wisata, perdagangan dan peluang investasi sangat luar biasa," ucapnya setelah pertemuan dilakukan membahas langkah-langkah strategis mencegah masuknya rabies di Kota Khatulistiwa, Selasa (20/6/2017).
Baca: Inilah Sejarah dan Sosok Pencetus THR Pertama di Indonesia
Baca: Suara Merdu Bule Cantik Prancis Saat Menyanyikan Lagu Daerah Minang Banjir Pujian
Bintoro yang selaku kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan ditegaskannya mengantisipasi datangnya penyakit yang erat mempengaruhi investasi.
Terlebih saat ini ada angin dan berita dari sekitar lingkungan kabupaten sekitar Kota Pontianak sudah terindikasi dan terjangkit rabies,
Bahkan dari 14 kabupaten kota yang ada di Kalbar, sampai saat sudah 11 kabupaten yang terjangkit, hanya tiga yang tidak.
"Kota Pontianak, Singkawang dan Sambas, ini yang harus dijaga. Kita terus lakukan sinergi dengan kabupaten kota yang belum terjangkit, kita saling antisipasi dan waspada. Terutama kaitannya arus lalu lintas hewan di Kota Pontianak," ucapnya.
Saat ini diakuinya masih banyak arus lalu lintas hewan di Kota Pontianak antar kabupaten yang membawa hewan peliharaan belum terawasi dengan maksimal.
Tapi Kota Pontianak, dimana adanya Pusat Kesehatan Hewan, pihaknya sudah mempunyai tenaga untuk mengantisipasi itu.
"kita ada sistem pelaporan yang bisa dihubungi 1771 dan dengan sistem pengawasan keliling juga untuk meminimalisir sedemikian mungkin orang yang membawa hewan yang mendatangkan virus dari luar," katanya.
Ia mencontohkan hewan yang datang dari pulau jawa harus ada surat rekomendasi dari sana, yang mengatakan hewan itu datang dari daerah yang betul tidak terjangkit penyakit dan virus penyakit. Kalau tidak ada rekomendasi dari daerahnya maka hewan itu langsung dimusnahkan, ini sudah beberapa kali dilakukan.
Walaupun rabies masih merupakan temuan provinsi yang ada di Kubu Raya dan tidak terlalu jauh dari Pontianak.
Bintoro, Begitu mendapat berita adanya rabies yang semakin dekat dengan kota maka ia langsung sampaikan pada semua tim, baik dokter keliling, kepala bidang kesehatan hewan dan koordinasi dengan provinsi untuk Kota Pontianak harus membentuk tim atau gugus depan guna mengantisipasi.
"Dokter keliling Pontianak melakukan vaksinasi keliling dengan sasaran utama diperbatasan kota, yang pertama wilayah Sungai Raya Dalam, daerah Sungai Rengas dan masih banyak anjing liar juga dan daerah Batu Layang serta batas Kebangkitan Nasional," jelasnya.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jangan sampai ada kasus baru bergerak. Dalam pertemuan iti juga ada rekomendasi kelada dinas peternakan dan perikanan dari dinas kesehatan, harus dibentuk lokasi bahaya yang berpotensi rabies yang ada di Pontianak,
"Sudah terdeteksi di Pontianak memang ada beberapa daerah yang mencapai popularitas anjing lebih dari 1000, terutama Pontianak Utara yang harus diwaspadai. Ada masukan juga dari pihak kepolisian agar memusnahkan anjing liar, tapi itu perlu adanya sosialisasi dan imbauan pada masyarakat dulu dan koordinasi dengan wali kota," pungkasnya.