‎Ketua BEM Polnep Syariful Hidayatullah Ceritakan Detik-Detik Tindakan Kekerasan yang Dialaminya

Walaupun ada banyak tindakan represif, kami tidak akan menyerah. Ini demi kepentingan masyarakat,

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FAISAL ILHAM MUZAQI
JENGUK PASIEN - Ketua BEM Polnep Syariful Hidayatullah dijenguk Teman-temannya di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura setelah mengalami luka di bagian kepala saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kalbar, Rabu 27 Agustus 2025. Ia mengaku saat itu tengah berusaha membantu rekannya yang terkena gas air mata. 
 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Aksi unjuk rasa mahasiswa bersama elemen masyarakat di depan Gedung DPRD Kalimantan Barat, Rabu 27 Agustus 2025, berakhir ricuh.

‎Ketua BEM Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) 2025, Syariful Hidayatullah , menjadi salah satu korban dalam kericuhan tersebut.

Ia mengalami luka di kepala, dada, leher, dan paha setelah mendapat perlakuan kasar dari oknum aparat.

‎Syariful menceritakan awal mula dirinya menjadi korban. Ia mengaku saat itu tengah berusaha membantu rekannya yang terkena gas air mata.

‎“Saya melihat kawan saya kena gas air mata. Saya mau ambil pasta gigi di tas untuk nolong dia, tapi tiba-tiba saya ditarik orang berbaju hitam, langsung diseret,” ujarnya saat ditemui Tribun Pontianak, Rabu 27 Agustus 2025 malam.

‎Menurutnya, setelah diseret ke arah tangga Gedung DPRD, ia mendapat perlakuan kasar.

‎“Saya diseret dulu dari tanah, dibawa ke  gedung DPRD dekat tangga. disitulah tidakan refresip itu dilakukan seperti  dipijak, dipukul Ada videonya jelas,” ungkapnya.

‎Syariful juga makanan bahwa tindakan refresip itu dilakukan oleh beberapa orang.

‎"Saya sempat melihat kurang lebih empat atau lima orang, satu mengenakan pakaian polisi sisanya kaos ada juga TNI ada bukti videonya jelas itu," tegasnya.

Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Demo Tuntut Presiden Cabut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 di DPRD Kalbar

‎Akibat kejadian itu, Syariful mengalami luka serius di beberapa bagian tubuhnya. 

‎“Sampai sekarang masih ada luka memar di paha, leher sakit kalau menelan, dan di kepala harus dijahit dua sampai tiga jahitan,” tuturnya.

‎Meski menjadi korban, ia menegaskan tidak akan mundur dari perjuangan bersama mahasiswa lain.

‎"Walaupun ada banyak tindakan represif, kami tidak akan menyerah. Ini demi kepentingan masyarakat,” pungkasnya. (Faisal)

 
 

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved