Berita Viral
Ibu Pergi, 5 Anak Terlantar di Gresik Bertahan Hidup Jual Barang Rumah
Kisah pilu anak terlantar di Gresik usai ditinggal ibu & ayah meninggal. Simak perjuangan mereka bertahan hidup & uluran tangan warga yang menguatkan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kisah pilu lima anak terlantar di Gresik menggugah hati banyak orang.
Setelah sang ayah meninggal dunia dalam kecelakaan kapal, ibu mereka justru pergi meninggalkan rumah kontrakan dan tidak kembali.
Tanpa pengasuhan orang tua, kelima anak ini harus bertahan hidup dengan menjual barang-barang rumah yang tersisa.
Fenomena anak terlantar di Gresik ini menjadi sorotan karena mereka bukan hanya kehilangan sosok ayah, tetapi juga ditinggalkan ibu yang seharusnya menjadi tempat berlindung terakhir.
Di Perumahan Grand Gresik Harmoni, Dusun Srembi, Desa Kembangan, kelima anak itu kini menjalani hari-hari penuh keterbatasan.
Mereka menanggung beban dewasa sebelum waktunya.
Anak sulung hingga yang masih balita harus belajar bertahan dalam situasi sulit.
Meski berat, mereka mencoba saling menguatkan.
Kisah nyata tentang anak yatim piatu dan telantar ini menjadi cermin betapa pentingnya dukungan sosial bagi keluarga yang kehilangan tulang punggung.
• Bayi dalam Kotak, Kisah Tragis di Balik Rekayasa Penemuan di Kajang Ternyata Hasil Ayah dan Anak
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Kehilangan Ayah, Ditambah Ditinggalkan Ibu
Keluarga ini awalnya hidup sederhana bersama Aldi, sang ayah, dan Santi, sang ibu. Namun, tragedi terjadi pada Maret 2025.
Aldi, ayah mereka, meninggal dunia akibat kecelakaan kapal di perairan Paciran, Lamongan. Kehilangan itu menjadi titik awal penderitaan.
Alih-alih bangkit bersama, sang ibu justru semakin menjauh.
Hanya berselang beberapa minggu setelah kematian ayah, ia pergi meninggalkan rumah dan lima anaknya. Hingga kini, keberadaannya tak jelas.
Sejak itu, anak-anak hidup tanpa pengasuhan orang tua.
Mereka adalah:
- Essel (21)
- Andre (19)
- Dexta (13)
- Kimora (11)
- Ceis, si bungsu balita yang masih membutuhkan susu dan popok
Ketika kebutuhan harian tak terpenuhi, jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menjual barang rumah tangga, mulai dari pendingin ruangan, televisi, lemari es, bahkan galon air minum.
Uang Santunan yang Tak Pernah Bertahan
Tragedi semakin menyesakkan karena uang santunan dari kematian sang ayah yang seharusnya membantu kehidupan, justru habis tidak jelas.
Sang ibu kerap menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan pribadi, bahkan untuk membeli rokok.
Kondisi ini membuat Essel dan adik-adiknya harus berhemat, bahkan rela melepas barang-barang yang mereka butuhkan. Padahal, di rumah masih ada balita yang harus diasuh.
Dengan segala keterbatasan, anak-anak bergantian menjaga Ceis, mengganti popok, dan menyiapkan susu.
• Kehidupan Ibu dan Anak di Tokyo yang Hidup di Rumah Penuh Sampah Meski Bergelimang Harta
Putus Sekolah dan Tertahan Ijazah
Kesulitan hidup bukan hanya soal makanan atau tempat tinggal.
Pendidikan mereka pun terbengkalai.
Tidak ada satu pun dari kelima bersaudara yang menamatkan pendidikan hingga SMA.
Essel hanya lulus paket setara SMP.
Andre sempat bersekolah di SMP swasta, tetapi tidak bisa mengikuti wisuda karena tunggakan biaya. Hingga kini ijazahnya masih ditahan sekolah.
Dexta dan Kimora lebih miris lagi, bahkan harus berhenti sebelum lulus sekolah dasar.
Ceis, si bungsu, tentu belum bersekolah.
Kondisi ini mencerminkan betapa hak dasar anak untuk mendapat pendidikan layak sering terabaikan ketika keluarga terjerat kesulitan ekonomi dan kehilangan pengasuhan.
Hidup Pindah-Pindah Kontrakan
Sebelum semua tragedi, keluarga ini pernah memiliki rumah di Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik. Namun rumah itu dijual, memaksa mereka hidup berpindah-pindah kontrakan.
Kini, di kontrakan sederhana Grand Gresik Harmoni, mereka kembali menghadapi masalah.
Tunggakan biaya rumah kontrakan menumpuk hingga belasan juta rupiah.
Pemilik rumah sudah beberapa kali menagih, tetapi anak-anak itu tak berdaya.
Kepedulian Warga Mulai Tumbuh
Awalnya, kondisi keluarga ini jarang diketahui tetangga karena mereka cenderung tertutup.
Namun, ketika barang-barang rumah mulai dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga sekitar merasa iba.
Rasa iba itu berubah menjadi gerakan kecil.
Ketua RT bersama warga berusaha menghubungi dinas terkait, bahkan ada yang membuka donasi.
Dukungan muncul agar dua anak sulung, Essel dan Andre, bisa segera mendapat pekerjaan.
Dukungan Pemerintah dan Donasi Warga
Kabar tentang lima anak terlantar ini akhirnya sampai ke telinga pejabat dan dinas terkait. Dinas Sosial Gresik bersama Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) turun tangan.
Penanganan Darurat
Tiga anak kecil: Dexta, Kimora, dan balita Ceis, dipindahkan ke rumah aman KBPPPA Gresik untuk mendapat perlindungan, layanan psikososial, dan pendampingan psikologis.
Dua anak sulung: Essel dan Andre, diarahkan untuk bekerja.
Pemerintah desa menyanggupi membantu mereka melalui program kerja di dapur makan "Makan Bersama Gratis (MBG)".
Langkah ini memberi harapan baru agar mereka tidak terus hidup dalam lingkaran keterlantaran.
Harapan Baru di Tengah Kepedihan
Kisah ini menyentuh hati banyak orang karena menggambarkan ketegaran anak-anak yang kehilangan figur orang tua.
Di tengah keterbatasan, mereka saling menjaga, belajar menjadi orang tua bagi adik bungsu, sekaligus berjuang untuk tidak menyerah pada keadaan.
Dukungan masyarakat dan pemerintah membuka secercah jalan keluar.
Namun, kisah mereka menjadi pengingat bahwa masih banyak anak-anak di luar sana yang mengalami keterlantaran, putus sekolah, bahkan kehilangan tempat tinggal.
Refleksi: Anak-anak yang Terlupakan
Fenomena anak terlantar di Gresik ini bukan sekadar kisah duka satu keluarga, melainkan juga alarm sosial.
Anak-anak membutuhkan pengasuhan, perlindungan, pendidikan, dan kasih sayang agar tumbuh layak.
Kasus ini mengajarkan bahwa peran keluarga, masyarakat, dan negara sangat penting.
Kepedulian tidak boleh berhenti pada bantuan sesaat, melainkan harus menjamin masa depan anak-anak agar tidak terjerat kemiskinan turun-temurun.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ibu Pergi Terlantarkan 5 Anak setelah Ayah Meninggal, Sering Ambil Uang Santunan Buat Beli Rokok
* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
anak terlantar Gresik
lima anak ditinggal orang tua
kisah pilu anak yatim Gresik
anak putus sekolah di Gresik
anak kehilangan orang tua
bantuan Dinsos Gresik
rumah aman KBPPPA Gresik
kisah human interest Gresik
anak ditelantarkan orang tua
perjuangan anak yatim
Ngeri Puluhan Bangkai Kucing di Freezer Solo, Kasus Menggemparkan 2025 |
![]() |
---|
Pilu Gizi Buruk Bayi di Mamuju 2025, Potret Masalah Stunting yang Mendesak |
![]() |
---|
Fatwa MUI: Jangan Pernah Samakan Pajak dengan Zakat atau Wakaf |
![]() |
---|
AWAS Kriminal Digital, Cek Daftar Modus Pelaku Penipuan Online Kuras Saldo Korban di Rekening Bank |
![]() |
---|
Duduk Perkara Tamu Diusir dari Hotel Viral Karena Pakai Tiket Promo Lengkap Penjelasan Manajemen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.