Berita Viral
Kehidupan Ibu dan Anak di Tokyo yang Hidup di Rumah Penuh Sampah Meski Bergelimang Harta
Dahulu, mereka hidup berkecukupan, menikmati perjalanan ke luar negeri, dan bersantap makanan terbaik bersama sang ayah yang penuh kasih.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Di tengah hiruk-pikuk Tokyo, sebuah kisah menyentuh hati mengemuka dari tayangan acara televisi Jepang Can I Come to Your House.
Sosok Nachiko Tanaka (83) dan putrinya, Akane (47), menjadi sorotan setelah kondisi rumah mereka yang dipenuhi tumpukan sampah dan barang tak terpakai diperlihatkan ke publik.
Dahulu, mereka hidup berkecukupan, menikmati perjalanan ke luar negeri, dan bersantap makanan terbaik bersama sang ayah yang penuh kasih.
Namun, sejak kehilangan kepala keluarga, arah hidup mereka seakan hilang.
Rumah yang dulu nyaman kini berubah menjadi ruang sempit dengan jalur masuk yang hampir tertutup paket-paket tak terbuka.
Meski pendapatan mereka tetap besar dari hasil sewa properti dan pensiun, beban mental dan kebiasaan menumpuk barang membuat kehidupan sehari-hari mereka terjebak dalam lingkaran yang sulit diputus.
Kisah ini mengingatkan bahwa kehilangan tak selalu hanya soal materi, tapi juga kehilangan arah hidup.
Di balik tumpukan sampah itu, ada cerita tentang keluarga, kenangan, dan keengganan untuk melepas masa lalu.
• Thaddeus Daniel Pierce, Bayi yang Lahir dari Embrio Beku 31 Tahun
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Sorotan Publik dari Tayangan Televisi Jepang
Acara Can I Come to Your House dikenal dengan formatnya yang unik, mendekati orang-orang yang ketinggalan bus terakhir, lalu meminta izin untuk memfilmkan kondisi rumah mereka.
Sebagai gantinya, kru menanggung biaya perjalanan pulang.
Dalam episode terbaru, kamera menyorot kehidupan Nachiko Tanaka dan Akane di sebuah distrik Tokyo.
Mereka tinggal di empat unit dari total tujuh unit flat milik keluarga, sementara tiga unit lainnya disewakan, menghasilkan lebih dari 400.000 yen atau sekitar Rp43 juta per bulan.
Meski tidak bekerja, mereka juga mendapat pemasukan dari uang pensiun mendiang ayah.
Rutinitas Harian di Rumah yang Penuh Tumpukan Barang
Pintu yang Hampir Tertutup Sampah
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), rumah itu nyaris tak layak huni.
Pintu masuk sulit dibuka karena dipenuhi paket-paket yang belum pernah dibuka. Ruang tamu dipadati buku, kaleng, dan tas belanja.
• Ketua RT di Kalimantan Tengah Viral Usai Menikah dengan Istri Kedua Disaksikan Istri Pertama
Dapur yang Membeku dalam Waktu
Meja dapur dipenuhi bumbu, peralatan masak, dan penanak nasi rusak.
Banyak bahan makanan yang masih tersimpan namun sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Bagi Nachiko, tumpukan ini adalah pemandangan sehari-hari. Ia biasa duduk atau berbaring di atas barang-barang tersebut.
“Kami membeli barang yang kami suka, tapi tidak pernah dipakai tepat waktu, jadinya terus menumpuk. Saat mulai bersih-bersih, kami terlalu lelah dan menyerah,” ujar Nachiko.
Gaya Hidup di Luar Rumah
Untuk kebutuhan harian, mereka lebih sering memesan makanan, mandi di pemandian umum, dan mencuci pakaian di mesin cuci swalayan terdekat.
Rumah hanya menjadi tempat untuk beristirahat di antara tumpukan kenangan.
Kenangan Masa Lalu yang Sulit Ditinggalkan
Kehidupan Mewah di Masa Lalu
Nachiko mengaku berasal dari keluarga pengusaha sukses dan menikah dengan pria yang berprofesi di dunia pendidikan.
Akane tumbuh dengan kenangan perjalanan ke luar negeri, menikmati kuliner terbaik, dan kehangatan keluarga yang utuh.
“Ayah saya sangat mengutamakan keluarga, dia memasak untuk kami,” kenang Akane, dikutip dari Says.
Mereka memiliki pembantu rumah tangga, hewan peliharaan, dan suasana rumah yang selalu riang.
Kehilangan Kepala Keluarga
Kehidupan itu berubah drastis ketika sang ayah meninggal.
Saudara laki-laki dan perempuan Akane memilih pindah, meninggalkan Akane dan ibunya berdua.
Sejak saat itu, mereka merasa kehilangan arah dan kesulitan mengurus diri sendiri.
“Bukannya kami tidak ingin berubah, kami hanya tidak tahu harus mulai dari mana,” ungkap Akane.
Reaksi Publik dan Dorongan untuk Mencari Bantuan
Kisah ini memancing beragam reaksi di media sosial.
Sebagian warganet menunjukkan empati, namun banyak juga yang menyarankan agar mereka mencari bantuan profesional untuk keluar dari pola hidup yang tidak sehat.
Fenomena seperti ini kerap dikaitkan dengan kondisi psikologis tertentu, seperti hoarding disorder, di mana seseorang kesulitan membuang barang meski tidak lagi dibutuhkan.
Faktor kehilangan, trauma, dan keterikatan emosional terhadap barang menjadi pemicu yang umum terjadi.
Potret Kehidupan yang Menggambarkan Kehilangan Lebih dari Sekadar Materi
Meski dari luar terlihat seperti masalah kebersihan rumah, kisah Nachiko dan Akane sesungguhnya adalah potret kehilangan yang mendalam.
Rumah mereka bukan hanya penuh barang, tapi juga penuh kenangan yang belum sanggup dilepaskan.
Di balik tumpukan itu tersimpan masa lalu yang tak tergantikan masa di mana keluarga utuh, tawa riang, dan aroma masakan sang ayah memenuhi ruangan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Ibu dan Anak di Jepang, Tempati Rumah Kumuh meski Berpenghasilan Rp 43 Juta
• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
kisah ibu dan anak di Jepang
rumah penuh sampah di Toky
Can I Come to Your House Jepang
kehidupan Nachiko Tanaka dan Akane
hoarding disorder di Jepang
cerita keluarga kaya Jepang
drama keluarga Jepang nyata
Thaddeus Daniel Pierce, Bayi yang Lahir dari Embrio Beku 31 Tahun |
![]() |
---|
Ketua RT di Kalimantan Tengah Viral Usai Menikah dengan Istri Kedua Disaksikan Istri Pertama |
![]() |
---|
Pria Italia Selamat Setelah Dua Hari Hidup dengan Anak Panah di Kepala |
![]() |
---|
PROFIL Bupati Pati Sudewo Merintis dari CPNS Hingga Jadi Kepala Daerah dari Partai Gerindra |
![]() |
---|
REGULASI Terbaru Pendaki Gunung Rinjani NTB Wajib Kantongi Asuransi Premium |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.