Breaking News

Kolaborasi Kalbar-DIY, Pameran Widya Saswata Ungkap Koneksi Sejarah dan Perdagangan Masa Silam

Ia menjelaskan, hubungan historis antara Mataram dan Kalimantan Barat bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga terbentuk melalui jalur perdagangan.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Anggita Putri
WIDYA SASWATA - Tim dari Museum DIY tengah menunjukan permainan panahan tradisional Jemparingan secara virtual, di pameran temporer bertajuk “Widya Saswata: Dari Mataram ke Negeri Seberang dan Wastra Bekesah”, yang digelar di Museum Kalimantan Barat mulai 8 hingga 13 Agustus 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Kolaborasi budaya antara Provinsi Kalimantan Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta menghadirkan pameran temporer bertajuk “Widya Saswata: Dari Mataram ke Negeri Seberang dan Wastra Bekesah”, yang digelar di Museum Kalimantan Barat mulai 8 hingga 13 Agustus 2025.

Pameran ini terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi secara gratis setiap hari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

Melalui pameran ini, pengunjung diajak menelusuri jejak sejarah dan kebudayaan Nusantara yang menghubungkan Kerajaan Mataram Islam di Jawa dengan wilayah Kalimantan Barat, khususnya Sukadana, yang pernah menjadi pusat perdagangan penting pada masanya.

Kepala Seksi Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY, Soni Saifudin, menjelaskan bahwa pameran ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar, Dinas Kebudayaan DIY, dan UPT Museum Kalbar.

“Tema Widya Saswata ini kami angkat sebagai narasi perjalanan pengetahuan dan budaya yang abadi, dari Mataram Islam yang memiliki pengaruh kuat hingga ke luar Jawa, termasuk ke Kalimantan Barat,” ujar Soni.

Ia menjelaskan, hubungan historis antara Mataram dan Kalimantan Barat bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga terbentuk melalui jalur perdagangan.

Beberapa peninggalan yang dibawa dari Yogyakarta antara lain artefak dari era Sultan Agung, seperti meriam dan wayang, serta komoditas yang dulu diperdagangkan, seperti produk pertanian dan kain.

Museum Pleret, salah satu situs penting di DIY yang berada di bekas pusat Kerajaan Mataram Islam, turut meminjamkan koleksi untuk pameran ini.

“Kami juga memperkenalkan Museum Pleret kepada masyarakat Kalbar sebagai bagian dari promosi lintas wilayah,” tambah Soni.

Baca juga: Hari Anak Nasional 2025, Rita Hastarita Tekankan Pentingnya Lingkungan Sekolah yang Aman

Sementara dari pihak Kalbar, pameran dilengkapi dengan narasi lokal berupa wastra (kain tradisional) yang menjadi bagian dari kekayaan budaya masyarakat setempat.

Perpaduan koleksi artefak dan wastra ini menyuguhkan pengalaman yang tak hanya edukatif, tetapi juga visual dan emosional.

Tak hanya menampilkan benda bersejarah, pameran ini juga dikemas dengan pendekatan modern.

Pengunjung dapat mencoba permainan panahan tradisional Jemparingan secara virtual, menjelajahi peta hologram dalam mini museum, serta menikmati konten interaktif yang menghadirkan tokoh-tokoh dan cerita sejarah.

Bahkan, kuliner khas Yogyakarta seperti sate klatak turut dikenalkan dalam narasi warisan budaya takbenda (WBTb).

“Pameran ini kami harapkan bisa menjadi jembatan persahabatan dan kerja sama antara Kalimantan Barat dan Yogyakarta, khususnya dalam pengembangan serta pelestarian museum dan kebudayaan daerah,” tutup Soni.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved